Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 9: Pertandingan Pencak Dor (Cersil STN)

20 Maret 2024   23:06 Diperbarui: 3 Juni 2024   23:20 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun Sembada dengan ilmu peringan tubuhnya yang matang, dapat menghindar setiap serangan lawan.  Tangannya masih menggenggam ikat kepala lawannya.  Sekali-sekali ia memutar-mutar di atas kepala untuk memancing perhatian penonton.

Namun tertanya pemuda tinggi kekar dan berrambut panjang itu tidak memliki ketahanan tubuh yang prima.  Sebentar saja sudah terengah-engah nafasnya.  Kesempatan bagi Sembada untuk segera mengakhiri pertandingan.

Ketika pemuda tinggi itu meloncat mundur menghindari kaki lawannya, dan hampir jatuh dari panggung, Sembada memanfaatkan kesempatan itu.  Dengan cepat dan keras ia menabrakkan badannya ke tubuh lawan.  Al hasil pemuda tinggi berrambut panjang melayang jatuh dari panggung.

Ia tidak sampai jatuh membenturkan badannya di tanah, namun dengan manisnya ia masih bisa menapakkan kaki dengan kokoh.  Nampak ia sangat kecewa sekali, meski pertarungan belum ada yang cedera, tapi ia pasti sudah dikatakan kalah.  Karena ia berhasil terlempar keluar panggung.

Wadasgempal segera mengangkat tangan Sembada ke atas, tanda bahwa ia pemenangnya.  Penonton bersorak-sorak ramai sekali.

Pertandingan berhenti sejenak.  Pelaksana pertandingan harus mengatur ulang pasangan bertading lagi.  Kini tinggal empat orang, berarti akan ada dua pasangan.  Dengan undian mereka menentukan siapa melawan siapa.  Setelah selesai segera lelaki pendek kekar mengumumkan di atas panggung.

Sembada akan melawan pemuda berhidung melengkung, sementara pasangan yang lain pemuda pincang harus melawan pemuda ramping.  Setelah diundi lagi urutan pertandingan, Sembada ternyata mendapat urutan yang pertama.

Segera nampak dua pemuda meloncat panggung hampir berbarengan.  Pemuda berhidung melengkung itu dengan mata menyala menatap calon lawannya.  Sembada hanya tersenyum di balik tutup wajahnya.

"Hai kawan.  Lepas tutup wajahmu.  Aku ingin melihatnya.  Jangan sampai kau terkapar dengan wajah masih tertutup."

"Tidak ada aturan yang melarang atau membolehkan aku menutup wajah.  Sesukakulah aku menutup wajahku."

"Persetan,  Tulang belulangmu akan aku patahkan di sini."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun