Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 9: Pertandingan Pencak Dor (Cersil STN)

20 Maret 2024   23:06 Diperbarui: 3 Juni 2024   23:20 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia berjalan santai melewati jalan yang pernah ditempuh kemarin malam.  Acara adu ketangkasan tentu diselenggarakan agak malam, waktu sirep bocah.  Namun ketika ia sampai tujuan ternyata penontonnya sudah banyak.

Nampak di atas panggung terang benderang.  Beberapa lampu obor berderet mengelilingi pinggir panggung.

Sembada berusaha mencari tempat dekat panggung.  Ia harus berdesakan dengan penonton lainnya.  Sebentar kemudian terdengar bunyi bende berdengung memenuhi udara.  Seorang lelaki pendek kekar membawa tiga buah kampil / kantong uang ke atas panggung.  Di belakangnya seorang lelaki kurus membawa bende dan terus memukulnya.

Ketika lelaki pendek itu mengangkat tangan, bunyi bende berhenti.  Lelaki pendek menurunkan bawaannya.

"Sedulur-sedulur, malam ini puncak acara Merti Desa kita. Sebagaimana biasa setelah berganti kepala desa, pada acara puncak di selenggarakan Pencak Dor.  Tujuannya untuk mengetahui seberapa berani dan tangkas pemuda-pemuda Sambirame"

Terdengar tepuk tangan gemuruh.  Para penonton berteriak-teriak tidak karuan apa yang mereka katakan.

"Kali ini hadiahnya agak lain.  Tahun lalu pemenang pertama hadiahnya seekor kerbau, pemenang kedua anak kerbau dan pemenang ketiga kambing jantan yang besar.  Sekarang hadiahnya semua berupa uang keping perak.  Juara pertama akan mendapat sekantong penuh keping perak. "

Terdengar lagi teriakan-teriakan dan tepuk tangan penonton.
Lelaki pendek itu diam sejenak.  Kemudian mengangkat tangannya agar teriakan penonton berhenti.

"Juara kedua mendapat setengah kampil.  Sedangkan juara ketiga hanya seperempat kampil"

Sembada mengamati lelaki pendek itu.  Ia mengenalnya sebagai lelaki yang dikalahkan oleh seorang gadis di kedai.  Ia juga melihatnya bersama gerombolan Gagakijo yang mencegat rombongan orang berkuda.

"Dia yang di panggil Trembolo oleh kawan-kawannya.  Anak buah Gagakijo."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun