Mohon tunggu...
Wahyudi Nugroho
Wahyudi Nugroho Mohon Tunggu... Freelancer - Mantan MC Jawa. Cita-cita ingin jadi penulis

Saya suka menulis, dengarkan gending Jawa, sambil ngopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Bab 9: Pertandingan Pencak Dor (Cersil STN)

20 Maret 2024   23:06 Diperbarui: 3 Juni 2024   23:20 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertandingan ketiga tidak kalah seru.  Pemuda jangkung berkulit hitam melawan pemuda yang sedikit cacat kakinya. Meski agak pincang tetapi pemuda itu ternyata gesit dan lincah sekali.  Gerakannya cepat dan tak terduga, si jangkung dalam waktu singkat berhasil di robohkan.

Tiba saatnya Sembada bertempur mengadu ketangkasan.  Ia meloncati panggung dengan ringannya, hal ini sedikit mengagetkan penonton.  Semula pemuda ini seperti orang yang hanya bermodal keberanian naik panggung, tanpa bekal olah kanuragan.

Menyaksikan Sembada dengan ringannya meloncat, penonton menyambutnya dengan gembira.  Tepuk tangan, teriakan dan suitan menyambut kedatangannya.

Ia tetap menutup wajahnya dengan ikat kepala.  Ia tidak ingin dikenal oleh anak buah Gagakijo.

Selang sesaat pemuda tinggi kekar berrambut panjang juga meloncat naik panggung.  Gerakannya  juga lincah dan mantap.

Wadasgempal segera mengisyaratkan kepada keduanya untuk berhadapan.  Sesaat kemudian bunyi bende berbarengan dengan suara Wadasgempal berteriak. Dong, "Mulai"

Tidak seperti pasangan terdahulu yang lama sekali beradu fisik, namun kini kedua pemuda langsung saling menyerang dan menghindar.  Pertarungan mereka seru sekali.  Keduanya mempunyai kekuatan dan kecepatan bergerak yang tinggi.

Ketika Sembada menendang perut lawannya, dengan tangan lawannya menolak kaki Sembada, dan gantian kakinya melayang menghantam dada.  Sembada menolaknya pula dan mengirimkan tendangan balik.  Demikian berulang-ulang sehingga penonton dibuat takjub.

Namun Sembada segera mengubah taktik bertanding, ia dengan cepatnya melompat ke samping lawan dan menggerakkan tangannya meraih ikat kepala pemuda tinggi kekar itu.  Ikat kepala itu berhasil ia lepas dari kepala lawannya, dan mengangkatnya agar dilihat para penonton.

"Hebat, horeeee, terus hajar."

Pemuda tinggi berambut panjang merah wajahnya.  Ia benar-benar dipermalukan lawannya.  Iapun menyerang Sembada dengan gerakan yang cepat dan keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun