Namun Sembada dengan ilmu peringan tubuhnya yang matang, dapat menghindar setiap serangan lawan. Â Tangannya masih menggenggam ikat kepala lawannya. Â Sekali-sekali ia memutar-mutar di atas kepala untuk memancing perhatian penonton.
Namun tertanya pemuda tinggi kekar dan berrambut panjang itu tidak memliki ketahanan tubuh yang prima. Â Sebentar saja sudah terengah-engah nafasnya. Â Kesempatan bagi Sembada untuk segera mengakhiri pertandingan.
Ketika pemuda tinggi itu meloncat mundur menghindari kaki lawannya, dan hampir jatuh dari panggung, Sembada memanfaatkan kesempatan itu. Â Dengan cepat dan keras ia menabrakkan badannya ke tubuh lawan. Â Al hasil pemuda tinggi berrambut panjang melayang jatuh dari panggung.
Ia tidak sampai jatuh membenturkan badannya di tanah, namun dengan manisnya ia masih bisa menapakkan kaki dengan kokoh. Â Nampak ia sangat kecewa sekali, meski pertarungan belum ada yang cedera, tapi ia pasti sudah dikatakan kalah. Â Karena ia berhasil terlempar keluar panggung.
Wadasgempal segera mengangkat tangan Sembada ke atas, tanda bahwa ia pemenangnya. Â Penonton bersorak-sorak ramai sekali.
Pertandingan berhenti sejenak. Â Pelaksana pertandingan harus mengatur ulang pasangan bertading lagi. Â Kini tinggal empat orang, berarti akan ada dua pasangan. Â Dengan undian mereka menentukan siapa melawan siapa. Â Setelah selesai segera lelaki pendek kekar mengumumkan di atas panggung.
Sembada akan melawan pemuda berhidung melengkung, sementara pasangan yang lain pemuda pincang harus melawan pemuda ramping. Â Setelah diundi lagi urutan pertandingan, Sembada ternyata mendapat urutan yang pertama.
Segera nampak dua pemuda meloncat panggung hampir berbarengan. Â Pemuda berhidung melengkung itu dengan mata menyala menatap calon lawannya. Â Sembada hanya tersenyum di balik tutup wajahnya.
"Hai kawan. Â Lepas tutup wajahmu. Â Aku ingin melihatnya. Â Jangan sampai kau terkapar dengan wajah masih tertutup."
"Tidak ada aturan yang melarang atau membolehkan aku menutup wajah. Â Sesukakulah aku menutup wajahku."
"Persetan, Â Tulang belulangmu akan aku patahkan di sini."