"Hm, aku udah komunikasi sama temen kamu yg di makassar," balasan puu membuat mataku terbelalak, tunggu dulu, bagaimana puu bisa berhubungan dengannya? "Dia bilang kamu pengen join, makannya aku pm kamu. Sebenarnya dia udah mastiin kalau kamu bisa."
Damn! Lagi-lagi dia melangkahi keputusanku. membuatku seolah tidak mampu melakukan semuanya sendiri.
"Gimana nin?" Pesan puu mengembalikan kesadaranku
"Hm, oke" balasku setelah berpikir beberapa saat, "kamu emailin projectnya ya, aku pelajarin dulu. Tapi mungkin awal bulan aku baru bisa aktif. Mian"
"Sip sip" balas puu cepat, "kita komunikasi aja terus, semua udah siap kok. tinggal eksekusinya aja."
Pesan dari puu mengahiri percakapan kami. Aku termenung sesaat. Aku tidak pernah mengerti, bagaimana ia bisa berhubungan dgn banyak org di sekitarku.
"Siang2 begini, kau pasti sedang memikirkanku." sebaris pesan membuatku tersenyum keki.
"Kau punya bakat mengejutkan orang." balasku malas. Tak ada balasan, masih jam kantor, pasti dia sibuk. aku bangkit perlahan dari duduk. Tak lagi bersemangat mengerjakan sisa skripsi.
"Tahun ini, mari kita bertemu."
Pesannya membuatku kembali antusias "Kenapa?"
"Apa aku harus menjawab pertanyaan seperti itu?"