Kami berpindah jalur lalu belok kiri. Jalannya lebih kecil. Sepertinya ini masih kompleks yg sama dgn phinisi. Aku sempat melihat logo UNM di gerbangnya. Pelan taksi memasuki area perumahan. Pak supir bicara sebentar dengan satpam. Mereka menggunakan bahasa indonesia, tp aku tak terlalu paham. Sepertinya sudah bercampur dengan bahasa asli makassar.
"Rumah di sini sedikit, jadi lebih mudah" ucap supir itu sambil kembali menjalankan mobilnya. Aku mengangguk. Jantungku berdesir sesaat. apa tidak apa-apa aku muncul seperti ini? Bagaimana kalau dia tidak mengenaliku? Atau lebih parahnya tidak mengakuiku? Apa yg harus kulakukan?.
Supir baik hati itu menurunkanku di depan rumah bercat abu-abu. Aku mengedarkan pendangan sejenak. Ragu.
"Cari siapa ya mbak?" Seorang ibu paruh baya menarikku kembali ke dunia nyata. Aku tersenyum kecil lalu mengucapkan salam.
"saya..."
"Mbak Nina!" Tiba-tiba dia terpekik. Aku sama kagetnya dengan dia. Sedetik kemudian ia berlari masuk, meninggalkanku dalam kebingungan. Aku mengedarkan pandangan, rumah yg indah. Dia pernah bilang kalau ibunya penggemar bunga. Tapi aku tak menyangka koleksi mereka sebanyak ini.
Krekk. Pintu terbuka. Seorang wanita yg lebih muda dari ibu tadi berjalan kearahku. Tak sampai semenit ia memelukku erat. Bahuku terasa basah. Dia menangis.
~~~
Will you be alright? Even if Im not by your side?~
lagu itu masih berulang. Entah sudah berapa kali. Perlahan kuraih ransel yg tadi kulempar begitu saja. Sebelah tanganku mengaduk seisi tas, mencari ponsel yg kuabaikan sejak aku tiba di "Makassar.
"Dia sudah mengatakannya, kamu pasti datang. Jauh sebelum kecelakaan itu terjadi"