Mohon tunggu...
Wahid Romadhoni Wicaksono
Wahid Romadhoni Wicaksono Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP N 1 Mojolaban

Guru bahasa Indonesia di SMP N 1 Mojolaban yang sedang belajar menulis di media massa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secercah Harapan

8 Desember 2022   09:49 Diperbarui: 8 Desember 2022   09:57 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          "Kalo ada apa-apa cerita Ra sama kita, siapa tau  kita bisa bantu."

          "Aku nggapapa beneran."

          "Yaudah Ra. Kalo kamu mau cerita kapan aja kita siap dengerin cerita kamu."

          "Iya, makasih ya.

          Sahabatnya kemudian meninggalkan Nara. Mereka tahu kalau Nara butuh ruang sendiri. Jadi mereka membiarkan Nara sendiri dulu.

          Sudah beberapa hari Nara terlihat murung. Nara duduk di depan kelas dengan tatapan kosong dan raut wajah yang murung. Tak lama kemudian temannya menghampirinya. Namanya Nadin. Dia anak yang friendly. Dia menanyai Nara yang sedang duduk melamun.

          "Hey Ra. Kenapa kok kayak sedih gitu?"

          "Iya Din. Aku lagi merasa kacau."

          "Kenapa emangnya?"

          "Keluargaku sedang terpuruk. Aku udah ngga punya impian lagi. Hidupku benar-benar tidak bahagia. Rasanya aku ingin menyerah dengan semua ini."

          "Hidup ini terlalu singkat kalo cuma dibuat nyerah, Ra."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun