"Kalo ada apa-apa cerita Ra sama kita, siapa tau  kita bisa bantu."
     "Aku nggapapa beneran."
     "Yaudah Ra. Kalo kamu mau cerita kapan aja kita siap dengerin cerita kamu."
     "Iya, makasih ya.
     Sahabatnya kemudian meninggalkan Nara. Mereka tahu kalau Nara butuh ruang sendiri. Jadi mereka membiarkan Nara sendiri dulu.
     Sudah beberapa hari Nara terlihat murung. Nara duduk di depan kelas dengan tatapan kosong dan raut wajah yang murung. Tak lama kemudian temannya menghampirinya. Namanya Nadin. Dia anak yang friendly. Dia menanyai Nara yang sedang duduk melamun.
     "Hey Ra. Kenapa kok kayak sedih gitu?"
     "Iya Din. Aku lagi merasa kacau."
     "Kenapa emangnya?"
     "Keluargaku sedang terpuruk. Aku udah ngga punya impian lagi. Hidupku benar-benar tidak bahagia. Rasanya aku ingin menyerah dengan semua ini."
     "Hidup ini terlalu singkat kalo cuma dibuat nyerah, Ra."