Mohon tunggu...
Silvi Novitasari
Silvi Novitasari Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis Lepas

Penyuka kamu, buku, senja, dan keindahan. Sempat jadi orang yang ansos, tapi akhirnya jadi orang sosial lewat tulisan. Bahkan menjadi sarjana sosial :D

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kenanga

27 November 2017   22:38 Diperbarui: 27 November 2017   23:31 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ringtone handphone.

Kuangkat. Tertera sebuah nama.

"Halo! Bunda! Alhamdulillah, aku lulus, tesisku lolos, terima kasih Bunda. Ini semua atas... "

Tiada sahutan. Kudengarkan di sana, suasana berisik.

"Bunda, halo!?"

"Ya, halo! Syukurlah, Bunda bahagia. Bahagiaa sekali..."

Suara itu serak. Mungkin Bunda haru, anak tirinya yang dulu sabar diasuhnya kini telah sukses. Pasti seterusnya dia akan bertanya ini itu, tentang rencana ke depannya, akan kerja di mana, atau mau kembali mengambil beasiswa meneruskan strata tiga. Tapi senyap, Bunda tetap diam.

"Halo Bunda,"

"Ya."

"Kenapa Bunda diam? Tak biasanya. Itu ramai sekali di sana, banyak orang, Bunda sedang di mana?"

"Di rumah. Syukurlah kamu dalam perjalanan pulang, hati-hati ya." Tetap dengan suara serak basah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun