Mohon tunggu...
Viddy Daery
Viddy Daery Mohon Tunggu... -

Aku adalah Aku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hubungan Sabah - Brunei - Filipina dengan Jawa Abad Lalu

31 Desember 2018   09:08 Diperbarui: 31 Desember 2018   09:24 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika dalam puisi lirik peristiwa seperti tenggelamnya matahari atau jatuhnya hujan digambarkan sebagai semata-mata peristiwa puitik, maka dalam puisi esai peristiwa yang diangkat adalah peristiwa yang memiliki dimensi sosial dalam ruang dan waktu tertentu. Untuk memahami dengan benar dimensi sosial dari suatu peristiwa seorang penulis puisi esai melakukan riset yang mendalam. Ia membutuhkan referensi untuk memperkuat fakta, menyajikan data, atau memperjelas duduk persoalan. Karena itu puisi esai dilengkapi catatan kaki untuk menegaskan bahwa cerita yang diangkatnya adalah cerita manusia kongkret yang terlibat dalam suatu realitas sosial atau peristiwa sejarah, bukan sesuatu yang tak ada, asing, dan abstrak---sebagaimana penggambaran yang sering muncul dalam puisi lirik. Juga boleh dibedakan dari puisi-puisi gelap Indonesia yang digagas oleh kaum Neo-Liberalis. ( Sumber : http://dennyjaworld.com/polemik-diskusi/read/16 )

5)."MISTERI KAPAL BRUNEI di GRESIK" dan lanjutannya "MISTERI PORTUGIS ISLAM di ISTANA MENGANTI", adalah siri novel Pendekar Sendang Drajat ( PSD ) karya Viddy Ad Daery yang sudah mencecah jilid 9 dari rencana 10 jilid yang dirancang. Jilid 2 dan 3 PSD ditulis di RUMAH GAPENA Kuala Lumpur manakala Viddy diundang menjalani Residensi artist alias berkarya atas sponsor sebuah lembaga NGO di luar negeri.

6). "Hikayat Hang Tuah" terbitan DBP KL tahun 1997.

7). Dalam buku "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" , 5 ) Prof. Slamet Mulyana, antara lain mengambil sumber dari Kronik Kelenteng Sampo Kong Semarang yang pernah dirampas oleh Residen Poortman, lalu diperkenalkan oleh residen tersebut. Poortman memimpin penggeledahan Kelenteng Sam Po Kong di Semarang dan mengangkut naskah berbahasa Tionghoa yang terdapat di sana, sebagian telah berusia 400 tahun pada saat itu, sebanyak 3 cikar (pedati yang ditarik lembu), pada tahun 1928 dalam rangka tugas yang diembannya dari pemerintah kolonial Belanda untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu orang Tionghoa atau bukan.

8). "Panggung Sejarah" ( Yayasan Obor , 2011 )  adalah buku antologi tulisan ilmiah yang didedikasikan untuk menghormati ulang tahun tokoh Perancis Prof.Dr. Dennys Lombard.

DAFTAR PUSTAKA :

1.Abdul Rahman Hamid, " Sejarah Maritim Indonesia" . Jogjakarta, Ombak : 2013.

2.Agus Wahyudi," Serat Centhini", Jogjakarta : Cakrawala, 2015.

3.Boris Parnickel, "Perkembangan Sastera Nusantara Serumpun" , Kuala Lumpur : DBP , 1992.

4. Henri Chambert-Loir ( ed. ), "Panggung Sejarah". Jakarta : Yayasan Obor, 2011.

5.Langit Kresna Hariadi, "Gajah Mada : Makar Dharmaputra". Solo, Tiga Serangkai, 2013.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun