Prasasti itu ditemukan pada tahun 1989 oleh seorang buruh dekat muara Sungai Lumbang di Barangay Wawa, Lumban. Prasasti di piring tembaga ini, dijangka dibuat di sekitar tahun 900 Masehi, pertama kali diuraikan oleh antropolog Belanda Antoon Postma.
Isi naskah prasasti Keping Tembaga Laguna sebagai berikut :
Swasti. akha waratita 822 Waisakha masa di(ng) Jyotia.
Caturthi Krinapaksa Somawra sana tatkala Dayang Angkatan lawan dengan nya snak barngaran si Bukah anak da dang Hwan Namwaran di bari waradna wi shuddhapattra ulih sang pamegat senpati di Tundun barja(di) dang Hwan Nyaka tuhan Pailah Jayadewa.
Di krama dang Hwan Namwaran dengan dang kayastha shuddha nu di parlappas hutang da walenda Kati 1 Suwarna 8 di hadapan dang Huwan Nayaka tuhan Puliran Kasumuran dang Hwan Nayaka tuhan Pailah barjadi ganashakti.
Dang Hwan Nayaka tuhan Binwangan barjadi bishruta tathapi sadana sanak kapawaris ulih sang pamegat Dewata [ba]rjadi sang pamegat Mdang dari bhaktinda diparhulun sang pamegat.
Ya makanya sadanya anak cucu dang Hwan Namwaran shuddha ya kapawaris dihutang da dang Hwan Namwaran di sang pamegat Dewata.
Ini gerang syat syapanta ha pashkat ding ari kamudyan ada gerang urang barujara welung lappas hutang da dang Hwa
Penemuan ini sebagai bukti hubungan budaya antara masyarakat Klasik Tagalog dan berbagai peradaban Asia kontemporer, terutama orang Jawa dari zaman Kerajaan Medang, Kekaisaran Sriwijaya, dan kerajaan Tengah dari India.
Prasasti ini pada keping tembaga tipis berukuran kurang dari 20 30 cm (8 12 inci) dengan tulisan timbul. Ini berbeda dalam pembuatan dibandingkan dengan gulungan periode sejarah Jawa, yang memiliki kata-kata tertulis dengan cara mencairkan logam.
Tertulis tahun 822 Saka, bulan Waisaka, dan hari keempat memudarnya bulan, yang sesuai dengan Senin 21 April 900 Masehi . Sistem tulisan yang digunakan adalah aksara Kawi Script, sementara bahasanya adalah berbagai ragam Melayu Kuno, dan berisi banyak kata-kata pinjaman dari bahasa Sansekerta dan beberapa elemen kosakata non-Melayu yang sejaman dengan Jawa Kuno.