Tibalah, Ameera menerima gaji setelah sebulan bejerja. Ameera membeli peci untuk Smitt. Sebelum dimasukkan ke kotak kado, Ameera memberi parfum yang biasa dipakainya.
Paginya, Ameera menjemput Annisa. Seperti biasa, mereka selalu bersama ke sekolah. Sebelumnya, Ameera ingin memberikan kado cantik spesial untuk Smitt.
"Annisa, Kak Smitt kok tidak kelihatan?" tanya Ammeera sambil celengak celengok kiri kanan mencari Kak Smitt.
"Oo..Kakak sudah duluan pergi karena kelasnya masuk cepat hari ini", jawab Annisa merangkul Ameera dan mengajak berangkat ke sekolah.
Ameera tidak jadi mengeluarkan kado itu. Di sekolah, Ameera mencari-cari Kak Smitt. Ameera menemui Kak Smitt di perpustakaan.
Dia melihat laki-laki special di hatinya sedang membaca buku dan menulis di meja bulat di ruangan pustaka. Ameera mendekati Smitt.
"Kak, aku semalam terima gaji. Ini untuk Kakak sebagai tanda terima kasih karena aku kerja berkat Kakak", Ameera mengeluarkan kado terindahnya.
Smitt menolak dan tidak mau menerima pemberian Ameera.
"Maaf Ameera, Kakak tidak bisa menerima. Jangan repot-repot memberikan ini. Ameera butuh uang untuk bantu ibu. Jadi, simpanlah gajinya untuk kebutuhan keluarga. O, ya. Perlu diingat bahwa Ameera kerja atas izin Allah bukan karena Kakak. Berterima kasihlah kepada Allah dengan banyak bersyukur ", jawab Smitt dengan bijak.
Ameera tersiou malu. Tapi Ameera tetap memaksa Smitt menerimanya. Dengan terpaksa Smitt menerima. Bunyi bel masuk memisahkan mereka.
Ameera sangat bahagia, hadiahnya diterina Smitt. Ameera semakin kagum pada Smitt. Ketaatan Smitt menambah rasa cintanya.