Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Si Piyu

21 September 2020   00:00 Diperbarui: 21 September 2020   00:22 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teman-teman seusianya semua telah berumah tangga dan punya anak. Adik laki-lakinya pun telah dikaruniai tiga anak. Namun melihat kanyataan bahwa kondisi anaknya kurang memungkinkan dapat memenuhi harapan, Mak Juminah hanya bisa pasrah.

Namun kini, melihat perubahan berarti terjadi pada dirinya, Mak Juminah seolah tersadarkan.  Harapannya menggeliat. Mak Juminah berdoa, memohon jalan terbaik bagi sang anak. Didatanginya  ustaz di kampungnya untuk membantu mendoakan agar anaknya mendapat jodoh dan bisa berumah tangga.

Ibunya berharap agar jika dirinya tutup usia ada yang mengurusi anaknya, yakni istri. Segelas air putih yang telah didoai diminumkan kepadanya.  "Semoga enteng jodoh yah!" ucap Mak Juminah.

***

 "Piyu, pulanglah Nak!" tiba-tiba Mak Juminah menjelma di dekatnya.

Dia kaget, selanjutnya bengong dengan mulut menganga. Gigi-giginya tampak kotor tidak terawat.

"Ayolah. Bawa pulang daganganmu."

"Ada apa Mak?"

Mak Juminah segera membantu mengemasi dagangannya. "Ada yang penting. Pulang dulu. Besok dagang lagi, ayo!"

"Penting apa Mak?"

"Pokoknya penting."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun