Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Si Piyu

21 September 2020   00:00 Diperbarui: 21 September 2020   00:22 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian pedagang pasar mengenalnya dengan baik. Mereka tak segan memberinya uang seribu rupiah ketika Piyu masih suka meminta. Namun sejak mulai bisa berdagang dia kerap menolak jika diberi uang. Malu, katanya.  Kemauannya bekerja menjadi perhatian banyak orang yang mengenalnya.

 "Piyu, ini sudah Abang siapkan daganganmu." Sapri menyambutnya.

"Duitnya?"

"Perhitungannya nanti saja kalau sudah terjual."

Pandangannya mencari-cari ke beberapa arah. "Ada emak gak?"

"Memang kenapa menanyakan emak?"

"Aku gak mau kawin?"

"Kawin sama siapa, sama kambing?"

"Sama olang dong! Cewek. Tapi aku gak mau. Jelek. Aku mau dagang saja bial untung, mau beli maltabak buat emak."

"Piyu, kawin itu enak."

"He, gak enak kalo jelek."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun