Mohon tunggu...
USMAN HERMAWAN
USMAN HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Belajar untuk menjadi bagian dari penyebar kebaikan

BEKAS ORANG GANTENG, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tentang Si Piyu

21 September 2020   00:00 Diperbarui: 21 September 2020   00:22 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu, biarlah anak kita berteman dulu." Nada bicara Mak Saodah merendah. "Kita punya permasalahan yang sama. Kita hanya bisa ikhtiar agar anak kita mendapatkan jalan hidup yang baik."

"Mungkin kesamaan inilah yang menjadikan sebab anak kita berjodoh."

"Saya juga berpikir begitu. Mana ada orang normal yang mau dengan anak seperti ini. Masalah keturunannya nanti, itu urusan yang mahakuasa."

Sepulangnya Mak Saodah dan Icih, dia terus didesak agar mau menerima tawaran menikah. 

"Pokok gak mau kawin!"

"Nak, kasihanlah sama emak. Nanti kalau emak mati, kamu tinggal dengan siapa?"

"Emak jangan mati. Kalau emak mati, aku juga mau mati."

"Kamu masih muda, emak sudah tua. Yang tua mati duluan, ngerti? Kawin sama Icih mau ya Nak!"

Dia tidak bergeming.

"Sekarang tak ada lagi waktu. Kamu harus kawin!"

"Aku mau dagang saja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun