Sejenak suasana begitu hening. Tanpa suara. Hanya hembus angin beradu dengan getaran bulir-bulir hujan yang begitu bening. Tio mendadak tak kuasa menahan harap yang sempat tersendat.
"Hmmm. Maukah kau jadi istriku?"
Ratri terdiam. Tak ada jawaban. Hujan rupanya masih setia berkawan. Sesaat kemudian Ratri mulai bersuara. Namun kali ini hanya sepatah saja.
"Aku...."
"Aku salah ya?"
"Tidak."
"Lalu?"
"Kau serius?"
"Tentu saja bahkan tak cuma satu tapi seribu."
"Hdeeeh."
"Terus?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!