Waktu terus berjalan hingga Sekar lupa lagi jika hari ini adalah hari dimana dia harus datang ke sebuah acara launching sebuah brand yang menjual berbagai bumbu dapur siap pakai.
Sekar memang sudah mandri bahkan sejak masuk SMA tapi masakan yang dapat ia masak hanya nasi goreng dan mie instan saja. Acara yang di selenggarakan disebuah mall itu dihadiri banyak sekali pengunjung yang rata-rata adalah kalangan ibu-ibu.
Braakk ...!!
Tanpa disengaja Sekar menabrak kerumunan karena ada seorang anak kecil yang berlarian dan mendorongnya.Â
"Kar. Kamu nggak apa-apa?" tanya Damar.
Seseorang mengulurkan tangannya, tampak kokoh dan kekar, sebuah jam tangan hitam menghiasi pergelangan tangan yang nampaknya seorang laki-laki.
Sekar menyambut tangan itu dan betapa terkejutnya dia saat menengadahkan wajahnya. Kedua bola mata mereka bertemu.
"Radit!"Â
"Sekar! ucap mereka hampir bersamaan.
Seusai acara itu, mereka bertiga memutuskan untuk makan siang bersama di sebuah kedai mie. Hari minggu yang ramai membuat semua tempat penuh sesak oleh orang-orang yang ingin menikmati akhir pekan mereka dengan berjalan-jalan.
"Kamu masih suka nulis," tanya Radit