"Hmm...!"
"Aku, ngimpiin Radit ... !" gumam Sekar.
Sekar lalu menyentuh bibirnya, semua nampak nyata beberapa waktu tapi saat ia sadar ia hanya bermimpi.Â
Sekar kemudian mulai bercerita tentang pertemuan nya dengan mantan kekasih kecilnya itu pada Bunga. Matahari sudah tak tampak terganti dengan cahaya bulan yang terang tanpa terhalang awan.
Semua kisah yang pernah terjadi hanya sebuah masa lalu yang mustahil kau cipta kembali dimasa kini dan akan datang, tapi jika takdir tertulis akan kembali maka dia tidak akan pergi lebih jauh lagi.
____
Sekar, termenung menatap layar laptop yang menyala sejak 30 menit yang lalu. Udara dingin dan rintik hujan tak menghalangi gadis ini untuk berjelajah dalam pikiran semu nya.
Dalam kepalanya selalu saja diisi nama Radit, Radit dan Radit. Namun dalam kehidupan hari-hari nya, Radit hanya sebuah nama yang sulit ia jumpai orangnya.Â
Pikirannya semakin kacau, semenjak hari itu. Hari dimana kakaknya menceritakan tentang Radit dan mantan kekasihnya.
Aah.. peduli apa aku sama Radit dan mantannya gumam Sekar, tapi pikirannya tak mampu berpaling dari satu nama.Â
Berkali kali ia memainkan kursornya hingga berakhir ia menutup laptop tak satupun ide muncul di kepalanya. Langkah Sekar terus bertambah jalannya semakin maju hingga akhirnya berujung pada pintu kamar apartemen nya, sekilas lagi ia mengingat mimpinya yang sudah berlalu beberapa hari.