"Itu sudah terlalu lama dan aku juga sudah lupa."
Situasi kembali canggung, Sekar yang akan bertanya malah senyap seakan merangkai kata untuk kedua kali.
"Aku-" ucap Sekar terputus.
"Apa kamu ingin bertanya soal Rani dan aku yang pernah punya anak?"
Tebakan Radit tepat, kedua bola mata Sekar terbelalak kaget mendengar perkataan Radit yang seolah tanpa ragu itu.
"Ternyata benar kamu mau tanya itu. Aku nggak tahu untuk apa kamu menyangka itu. Tapi syukurlah karena setidaknya kamu tanyakan langsung dan tidak hanya menerka-nerka"
"Maaf Radit." ucap Sekar menyesal.
"Semua orang yang mengenalku mungkin akan percaya kalau itu memang anakku, karena kenyataannya saat itu dia ada hubungan denganku. Tapi aku tidak pernah menyentuh dia, bahkan soal gosip sekolahku duit dari dia, itu sangat menyakitkan buatku yang harus bekerja keras demi sebuah beasiswa."
"Aku tidak dapat tidur saat itu. Meskipun kita terpisah cukup lama, tapi kabar tentangmu selalu saja sampai di telingaku. Radit, apa kau tahu kenapa kita harus bertemu lagi?"Â
"Sekar ... Sejak hari kamu mengabaikan ku, sejak itu juga aku bersumpah akan menebus salahku sama kamu."
"Aku lebih tua darimu," ledek Sekar.