Mohon tunggu...
Umi Setyowati
Umi Setyowati Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Suka membaca apa saja, sesekali menulis sekedar berbagi cerita.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Di Persimpangan Jalan Cinta

8 September 2024   16:59 Diperbarui: 8 September 2024   17:18 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak menyangka dia benar -benar akan sampai di kotaku, berdiri di depanku.  Setelah sewindu kami tak bertemu.

" Aku suka dengan suasana pedesaan ini." Zuna membuka kata. " betapa Tuhan Maha Kuasa,menciptakan panorama alam nan indah." lanjutnya sambil memandang hamparan kebun petani di kejauhan.

Kuikuti pandangnya tanpa kata, dalam hatiku bertanya-tanya, apa tujuan dia mengunjungi ku? Terbang 2 jam, lanjut menumpang taxi 1 jam sampai di tempat tinggal ku. Bukan perjalanan yang hanya lewat tentunya.

"Kau betah tinggal di sini,? bukannya kau tak tahan pada udara dingin?" Dia menoleh ke arahku.Kami duduk dipisahkan oleh meja kecil. 

"Awalnya memang aku tak tahan, setiap hari baju yg kukenan harus berlapis-lapis untuk menahan udara ingin.Malam pun saat akan tidur, aku harus berselimut tebal, seluruh tubuh ku harus tertutup." Jawab ku.

"Tapi itu hanya masalah iklim. Yang terpenting bagiku, terasa nyaman, jauh dari kebisingan kendaraan yang membawa polusi, aku hanya perlu beradaptasi saja." kataku lagi.

Hening sejenak.

"Apa kau dapat tender proyek di  kota ini?" akhirnya aku tak sabar lagi untuk bertanya.

"Nah, kau masih saja tidak sabaran." senyum tipisnya meledek ku. Lalu menyeruput kopinya yang tak lagi mengepulkan asap.

"Aku sudah tidak di proyek lagi. Ada usaha kecil-kecilan yang bisa kulakukan dari rumah, aku sengaja mau bertemu denganmu, tidak ada yang melarang kan?" candanya, sepotong keripik apel diambilnya.

Hemm.. dalam hatiku. Kalau sekedar bertemu tidak masalah. Tapi membuatku salah tingkah  berhadapan dengan mantan, yang datangnya tiba-tiba pula. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun