Bertemu dengan mantan, tak harus bermusuhan bukan? Meski detak jantung berkejaran. Bisa?
Kenapa tidak! Ketenangan akan membuat hatimu damai, kata orang bijak lagi, seratus kawan masih kurang dari pada satu musuh.
Dan pernahkah kau berpikir bahwa cinta itu rumit? Ketika masalah datang berjilid-jilid . Serasa membelit di sekujur tubuh. Keberadaanmu seakan terjepit di dunia yang sempit. Luka lara yang menahun tak kunjung terbalut. Bagimu cinta hanya akan membuat hidupmu lebih sulit.
Aku sudah merasakan nya. Bukan berarti patah hati. Tidak, kau salah! Ini hanya sebentuk kebingungan ketika berada di persimpangan jalan.
***
Senja yang merona, mentari memamerkan pesona jingga nan indah. Menemani kami menikmati kopi robusta bersanding dengan keripik buah-buahan di atas meja.
Dia datang dari ibukota tadi siang, tanpa diundang. Muncul begitu saja di depan pintu rumahku.Membawa sekeranjang kenangan masa silam.
Masa- masa menulis bersama di Kompasiana. Karena dia aku berpuisi. Bersamanya merangkai kata cinta, namun tersebab dia pula aku menepi ke kota kecil ini. Menyeret sekoper serpihan-serpihan hati.
"Kejutan!" ucapnya, saat kubuka pintu tadi.
Dia memilih duduk di teras menunggu aku membuka pintu dari pada mengganggu tidur siang ku. Begitu katanya.