Setelah urusan di outlet, Tama segera melangkah dengan penuh semangat menuju lanta LG dan berharap bertemu Daud lagi. Tapi ternyata yang dicarinya tidak ada, yang berjaga di pos adalah temannya yang lain.
“Uuummm… Maaf. Daud dimana ya?” tanyanya pelan.
“Oh… Dia tadi permisi, dia lagi UTS di kampusnya” Jawab temannya yang tidak tahu apa-apa.
“Dia kuliah?” Tanya Tama ragu.
“Iya. Katanya dia harus kuliah, supaya bisa cari pekerjaan yang lebih mapan lagi.” Jelas teman Daud dengan logat Jawa sambil memberikan KTP Tama kembali.
“Oh…” Tama tertegun. “Ternyata dia sama berusahanya seperti aku…” Gumam Tama sambil berlalu tanpa permisi.
Saat dia sedang memasukkan barang-barang ke dalam mobil, handphonenya berbunyi. Ternyata dia mendapatkan sebuah email panggilan untuk interview dari perusahaan besar dan ternama.
“Ya, Tuhan… Mudah-mudahan saja…” Gumam Tama sambil memeluk handphonenya.
Sebulan kemudian, Tama memasuki area loading dock mall itu untuk sekian kalinya. Bukan untuk mengirim barang, stock opname atau meretur barang lagi karena dia sudah tidak bekerja di perusahaan yang dulu. Kedatangan Tama hanyalah untuk bertemu dengan Daud, pria yang dianggapnya terlalu ceria dan bermasa depan cerah itu.
Tama kini berpakaian lebih rapi dan lebih wanita kantoran. Dia tersenyum gembira karena pada saat itu yang sedang berjaga di pos adalah Daud.
“Hai, Ito… Nga boha kabarmu (Apa kabarmu)?” Tanyanya ceria.