"Lha? Darto gimana? Katanya kamu janjian sama Darto!" Tanya Gavin kebingungan sambil melihat kedua gadis itu sudah duduk di sofa.
"Aku kasihan liat kamu. Makanya aku datang, tuh muka kamu pucat banget, pasti ketakutan setiap hari..." Kata Ellen santai.
"Wah... Kamu baik banget sama aku..." Gavin terharu.
"Ssssstttt... Aku lihat... Dan... Dan... Dan dia berbicara... OMG, Aku jadi ketakutan juga nih..." Kata Ellen yang berubah menjadi pucat pasi.
"Apa?" Gavin segera berlari dan berdiri di belaka sofa.
"Ih... Kalian berdua bikin aku takut." Widi merapatkan badannya ke Ellen.
Ellen terlihat mengangguk-angguk kepala, dan tatapan matanya antusias. Seolah-olah dia sedang diwawancarai oleh seseorang dan sesorang itu adalah hantu perempuan yang bernama Raisa.
"Makasih sudah datang. seandainya aja Gavin punya keebihan kayak kamu bisa lihat dan bicara sama hantu, pasti aku makin betah di sini..." kata hantu itu dingin sambil menyibakkan poninya yang berantakan menunjukkan biji matanya yang hampir copot.
"Tapi dia takut sama kamu. Dunia kalian berbeda..." Â kata Ellen menjelaskan.
"Huft! kamu ga tau sich jatuh cinta pada pandangan pertama semenjak dia datang ke sini... Sebenarnya aku dulu sering mangkal di lobby, tapi pertama kali aku liat dia langsung ngekor sampai ke kamar ini..." kata hantu itu tertunduk malu.
"Jadi kamu naksir dia?" Ellen sedikit mengernyitkan dahi. Gavin menepuk jidat sendiri, dia mondar-mandir di belakang sofa seperti setrikaan.