“E… Enggak…”
“Sssttt… Aku bisa lihat dan berbicara dengan mereka , lho. Itu di ruangan finance ada satu…” Ellen mulai jahil.
“Satu apa? Satu yang ga bisa dilihat mata telanjang? Aduh… pagi-pagi kok cerita begitu, sich…Di apartement ada hantu, masa di kantor ada juga” Gavin garuk-garuk kepala.
“Heheheh… Maaf…” Ellen meneguk kopinya yang tinggal sedikit. “Rumah kamu di mana sich…” Tanya Ellen.
Gavin yang bulu kuduknya sedari tadi sudah berdiri tegak langsung tersenyum lebar mendengar pertanyaan Ellen, sebagai tanda pembukaan untuk hubungan yang pasti lebih dekat lagi.
“Kenapa? Mau main ke rumah, ya? Bisa, kok…Eh, sekalian bicara sama hantu penunggu di kamarku, dan suruh dia untuk enggak ganggu aku lagi” Kata Gavin.
“Hahahahah…. Iya… Kapan-kapan, yach…” Kata Ellen sambil bangkit berdiri dan melirik jam tangannya. “Aku masuk dulu, ya… Bye…” Ellen pergi meninggalkan Gavin. Gavin mengernyitkan dahi. “Huh… Dasar wanita PHP…” Gumam Gavin.
***
Hari-hari Gavin berjalan seperti biasa. Jika sudah di apartementnya Gavin selalu ditakuti oleh hantu perempuan itu. Tetapi jika sudah berada di kantor, hatinya selalu berbunga-bunga apalagi bila sudah bertemu dengan Ellen. Lama sudah semenjak janji Ellen ingin datang ke apartement Gavin, namun sampai sekarang dia belum juga datang. Kalau datang pastilah Gavin ingin menyuruh Ellen berbicara kepada hantu perempuan di kamarnya itu.
Pernah suatu ketika dia memasak mie instant dengan takaran bumbu yang sudah pas, kemudian dia tinggal ke kamar mandi sebentar, tetapi saat kembali dan mencicipinya rasa mie instant itu asin sekali. Pastilah perbuatan hantu perempuan itu. “Dasar jahil…” Omel Gavin sambil membuang kuah mie itu ke wastafel, dan menambahkan air panas dari dispenser. Kejadian lainnya itu, terkadang lampu kamar mati tiba-tiba, air di kamar mandi mati tiba-tiba, dan lain sebagainya. Entah sampai kapan hantu perempuan itu berhenti bermain. Gavin hanya berharap Ellen datang dan berbicara dengan hantu itu, walaupun sebenarnya Gavin ada harapan yang lain juga. Hihihi….
Walau pun Ellen sampai saat ini belum datang juga ke apartement Gavin, tapi mereka sering berjumpa via whatsapp. Hati Gavin berbunga-bunga setiap mendapat balasan dari Ellen. Padahal ada yang memperhatikannya pada saat yang bersamaan ada sepasang mata yang meyeramkan di balik poni berantakan berubah menjadi sendu bahkan menitikkan air mata.