Mohon tunggu...
ulfatul khasanah
ulfatul khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka melihat konten mukbang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pendidikan Islam dan Mobilitas Sosial

20 Desember 2024   02:21 Diperbarui: 20 Desember 2024   02:21 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Setelah menikah, seseorang dapat mengubah status sosialnya. Misalnya, jika seorang pria miskin menikah dengan janda kaya, status sosialnya dengan sendirinya berubah menjadi orang kaya karena istrinya kaya.

Ada dua cara untuk mendefinisikan mobilitas sosial, menurut Nasution: Pertama, suatu sektor dalam masyarakat bergeser posisinya dalam hubungannya dengan sektor-sektor lain. Misalnya, seorang guru yang dulunya sangat dihormati, saat ini tidak lagi memiliki status yang tinggi. Kedua, potensi seseorang untuk berpindah dari satu lapisan sosial ke lapisan sosial lainnya, yang dapat dilihat dari lingkungannya.

Dalam bukunya Sosiologi, James M. Henslin mengidentifikasi tiga bentuk mendasar dari mobilitas sosial, yaitu sebagai berikut: Mobilitas antargenerasi adalah yang pertama, mengacu pada pergeseran generasi, khususnya ketika anak-anak dewasa memiliki status sosial ekonomi yang berbeda dengan orang tua mereka, Jenis mobilitas sosial yang kedua adalah ke atas, di mana suatu perubahan menghasilkan kenaikan status; jenis yang ketiga adalah ke bawah, di mana suatu perubahan menghasilkan penurunan status.

Menurut Sarjono Sukanto, ada dua kategori mobilitas sosial: Mobilitas Vertikal, seperti Pertama, Kelompok konglomerat, eksekutif, super eksekutif, dan lain sebagainya merupakan contoh dari panjat sosial (social climbing), yaitu perpindahan dari status rendah ke status tinggi ketika status tinggi sebelumnya telah ada dan menciptakan suatu kelompok status baru karena adanya kenaikan status (promosi). Secara umum, sekolah dan lembaga pendidikan lainnya berfungsi sebagai saluran mobilitas sosial vertikal. Sekolah dapat benar-benar dianggap sebagai lift sosial yang bergerak dari peringkat terendah ke peringkat tertinggi. Ada situasi di mana hanya anggota kelompok sosial tertentu, misalnya anggota kelas atas atau anggota ras tertentu yang diizinkan untuk mendaftar di sekolah tertentu. Jika anggota masyarakat kelas bawah masuk ke sekolah-sekolah ini, mereka akan menjadi saluran untuk mobilitas sosial ke atas. Meskipun kenyataan belum menunjukkan bahwa ada posisi yang cocok untuk mereka di bidang-bidang tertentu, namun cukup masuk akal untuk melihat posisi yang dipegang oleh orang-orang yang baru saja menyelesaikan sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, universitas, dan seterusnya di Indonesia. Ada dua jenis utama dari gerakan sosial vertikal ke atas: a) Orang yang berpindah dari posisi yang lebih rendah ke posisi yang lebih tinggi di mana mereka sebelumnya memegang posisi tersebut. Seorang pekerja di kantor A dapat diangkat menjadi pejabat di kantor B, misalnya. Ketika perubahan terjadi secara linier, seperti ketika seorang petani beralih profesi menjadi buruh pabrik, hal ini dikenal sebagai mobilitas horizontal.

Menurut buku sosiologi, jenis-jenis mobilitas sosial sebagai berikut.

Mobilitas Vertikal

Pergeseran status dari satu kelompok sosial yang tidak setara ke kelompok sosial lainnya dikenal sebagai mobilitas vertikal. Ada beberapa jenis perpindahan vertikal, termasuk yang berikut ini:

Mobilitas vertikal naik (social climbing); mobilitas ini memiliki dua bentuk utama, yaitu:

promosi orang dari posisi yang lebih rendah ke posisi yang lebih tinggi. Ketika seorang anggota staf dipromosikan menjadi manajer perusahaan, misalnya, jabatan tersebut sudah terbuka.

pembentukan kelompok baru yang kemudian diposisikan lebih tinggi dari anggota kelompok secara individu. Misalnya, dewan manajemen dibentuk oleh rapat anggota.

Mobilitas vertikal turun (social sinking); mobilitas ini juga memiliki dua bentuk utama, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun