Mohon tunggu...
S Aji
S Aji Mohon Tunggu... Lainnya - Story Collector

- dalam ringkas ingatan, tulisan tumbuh mengabadikan -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kelinci Percobaan

12 September 2016   22:59 Diperbarui: 13 September 2016   00:41 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Siapa? Jawab yang jujur, siapa?”

Mika makin beringas. Lebih galak dari simpanse yang melindungi bayi Tarzan.

“Benar Ka, sumpah, itu nama di pembukaan puisi.”

“Gak percaya, mana puisinya? Kenapa di puisi sebelumnya gak pakai nama perempuan? Mana puisinya, mana?”

Mampus. Kenapa juga saya buang kertas itu sesudah dihapal, rutuk Emon. Terbayang wajah kepala desa sedang cengengesan.

“Sudah saya buang. Kata Pak Kades, sesudah dihapal, dibuang saja. Supaya lebih menjiwai, Ka,” bujuk Emon sambil meringis. Kulit tipis perutnya seperti ditanam besi yang masih membara.

“Bohong. Panggil Kepala Desa ke sini!”

“Lhoo, kok….”

“Panggiiiil, lekas.”

Sambil mengeraskan cubitannya, Mika menyeret Emon ke pintu depan. Lalu, braaak. Pintu dibanting. Emon hanya bisa mematung sambil menahan perihnya.

“Lekaas atau kamu tidur di pos ronda malam ini!”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun