Suara keras Mika dari dalam rumah membuat Emon mengambil langkah seribu. Tapi bukan mencari kepala desa. Langkah kesetanannya mengarah rumah di samping masjid.
***
“Assalamualaikuum.. Pak Imam..Paaak?”
“Waalaikumsalam..masuk Mon.”
Tumben, biasanya kalau saya sedang kalang kabut begini, pak Imam pasti menyambut di depan pintu. Kali ini kok tenang-tenang saja, gumam Emon.
“Masuk Mon.”
Hanya ada suara. Tak ada pemiliknya.
“Pak, lagi sibuk ya,” tanya Emon sembari melangkah pelan menuju asal suara,” tumben saya gak disambut,” rengeknya.
Pak Imam sedang sibuk di depan komputernya. Hanya tersenyum.
“Duduk Mon.”
Emon makin gerah. “Ngapain sih Pak?”
“Sebentar ya Mon. Duduk dulu, ambil nafas. Kamu pasti dimarahi Mika lagi ya. Wajahmu kayak baru ketemu Suzanna Mon.”