"Sep...kamu kenapa?.. mukamu lebam gitu...?" Tanya Swingkel seorang  teman dengan perawakan Pakistan ini.
"Oh biasa anak muda.....!" Jawabku untuk memuaskan dia.
Sambil menunggu Dosen Kaprodi datang, aku pun duduk-duduk dihalaman kampus dekat parkir dosen dan karyawan. Tak kusangka ternyata Uli dan teman-temannya menghampiriku.
"bang, maafin aku dan teman-teman ya, kemarin gak bisa jenguk abang di sekretariat!" Mohon Meta.
Dengan gugup aku menjawab"Kagak apa-apa kok dek....!."
Dengan tangan lembutnya Luluk mengelusnya ke wajahku yang biru.
"Waduh sampai segini bang, emangnya siapa sih yang melakukan ini....." tanya dia.
Dalam hatiku mungkin dia mengetes aku mau jawab gak atas pertanyaan yang dia berikan. Karena tidak mungkin dia tidak tahu kecuali jika dia kemarin pulang, karena kostannya Luluk dan Meta terletak di Gang Bahagia.
"Aku pulang duluan......." Pamitku terburu-buru karena aku sudah grogi kagak karuan.
Ketika pergi meninggalkan mereka sedikit aku memandang wajah Uli yang begitu putih dan matanya yang sipit, dia tak berkata apa-apapun kepadaku tadi. Aku meluncur ke sekretariat organisasi dan langsung duduk dihadapan Bang Nandus karena dipanggilnya.
"sep....untuk masalah kemarin kronologinya gimana?"