"nona, sampai jam berapa bisa disini?atau sampai jam berapalah paling lama?" Tanya Linggom.
Sambil memerhatikan jam tangannya, Eka pun menjawab " antara jam 6 atau jam 7 lah,biar aku gak kelamaan kali nyampe di kampung"
"ok,cocok" sambung Linggom.
Setelah selesai makan, mereka pun bergerak menuju sebuah dataran tinggi yang berada di sekitar kampung Linggom yang waktu tempuhnya sekitar 15 menit ditambah kondisi jalan yang kurang bersahabat karena banyak lobang-lobang kecil dan aspal yang sudah rusak. Karena memang seperti itulah kondisi pariwisata Danau Toba saat itu,khususnya kampung Linggom yang sangat minim perhatian dari pemerintah daerahnya, padahal kampungnya merupakan salah satu pintu gerbang memasuki kawasan Pariwisata Danau Toba
Lima belas menit berlalu dan mereka tiba ditempat tujuannya. Sambil berjalan Linggom bertanya.
"tau gak kenapa nama tempat ini Bukit Senyum?"
"tadi aku berpikir bahwa bentuk bukitnya seperti orang tersenyum, padahal nggak. Gak tau" jawab Eka
"katanya, siapapun yang datang kesini pasti akan tersenyum, makanya diberi nama Bukit Senyum, nahkkk senyum kan" canda Linggom sambil melihat Eka sedang tersenyum.
"Oh, betapa anggunya senyum mu nona" gumam Linggom dalam hatinya sambil tersenyum.
Lima belas menit lamanya mereka berada diatas sana, Linggom mengajak nya kembali dan berencana membawaya ke sebuah tempat pengasingan Bung Karno ketika diasingkan dulu. Sebelum kembali, Linggom dengan malu dan sok jual mahal mencoba mengajak Eka untuk berfoto.
"tpi kyaknya berfotolah dulu kita, tapi pakai hp mu ya soalnya kamera hp ku nggak bagus" sahut Usep malu-malu