Mohon tunggu...
Rico Nainggolan
Rico Nainggolan Mohon Tunggu... Wiraswasta - quote

hiduplah layaknya bagaimana manusia hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja yang Tak Tergapai

10 Agustus 2023   21:19 Diperbarui: 10 Agustus 2023   21:44 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sidang Sikripsi

Setelah Linggom menyelesaikan semua praktek dan tugas lainnya, kini Linggom sudah mengajukan permohonan untuk sidang meja hijau (skripsi). Dan setelah menunggu sekitar 2 minggu, maka jadwal Linggom untuk sidang pun keluar. Bahagia mendapat jadwal sidang, bukannya meberitahu ibunya, malah orang pertama yang dia beritahu dan undang adalah Eka. Setelah dia mendapatkan undangan untuk sidangnya, dia segera pulang dan meminta temannya sebelum pulang untuk memfoto undangan tersebut. Maklumlah, kamera hp Linggom sedikit tidak bersahabat. Setelah memastikan temannya mengirim foto tersebut, diapun pulang ke kos dengan perasaan yang bahagia sebab sebentar lagi dia akan segera menyelesaikan studinya, walaupun dengan terpaksa. Setelah sampai dikos, dia langsung mengirimkan undangan sidang skripsi tersebut kepada Eka melalui pesan Wa.

"halo nona, aku ada sesuatu pesan untuk mu"kata Linggom sembari mengirim foto undangan ujian sidang meja hijaunya

"wahk, slamat anak muda. Kuusahakn aku datang, soalnya mama minta aku pulang kampung dalam minggu ini" jawab eka.

Walaupun jawaban Eka sedikit kurang enak, sebab saat itu Linggom mengharapkan Eka untuk datang. Namun karena tidak memiliki alasan untuk sedikit memaksa Eka untuk datang, Linggom hanya bisa pasrah saja.

"ok nona, kalo sempat datang ya"

"baik anak muda, akan kuusahakan. Apasih yang enggak buat mu"canda Eka sambil tertawa kecil.

Tidak seperti mahasiswa lainnya yang akan menghadapi sidang, Linggom kelihatan sangat santai saja. Seolah-olah tidak akan sidang skripsi. Yang bagi sebagaian mahasiswa itu adalah titik dari segala perjuangan kuliah selama 4 tahun (bagi mereka yang mengikuti perkuliahan dengan standart). Bahkan, 2 hari sebelum sidang, Linggom masih sempat ikut aksi damai turun kejalan, tepatnya didepan kantor Gubernur Sumatera Utara untuk menyikapi persoalan penyegelan gereja yang terjadi di Jambi saat itu. Walaupun sebenarnya Linggom sangat takut jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena saat itu massa aksi sangat ngotot untuk ditemui oleh Gubernur untuk menerima langsung pokok-pokok aspirasi massa aksi saat itu. Ditambah dengan adanya pemblokiran jalan oleh massa aksi. Hal itu membuat Linggom semakin takut dan sebenarnya yang dia takutkan adalah jika terjadi kerusuhan dan dia ikut ditangkap dan tidak bisa menyelesaikan sidangnya. Walaupun sebenarnya dia sangat ingin ditangkap ketika aksi namun dengan harapan tidak dipukuli dan di lepaskan beberapa jam berikutnya. Karena sesungguhnya itu sangat menantang adrenalin baginya. Namun setelah melakukan aksi kurang lebih 4 jam, akhirnya mereka membubarkan diri dan pulang ke skretariat masing-masing.

Malam harinya sebelum sidang, Linggom merasa bahagia karena esoknya dia akan menjadi seorang sarjana. Sambil merapikan pakaian dan berkas yang akan digunakan untuk besok, dia kembali mengingatkan temannya yang mengurus konsumsi untuk besok. Karena memang pada umumnya dikampus mereka jika ada yang sidang meja hijau, sebagai ungkapan bahagia dan terimaksih mereka yang sidang selalu menyediakan makanan bagi teman-teman mereka yang datang saat itu.

"halo yun, gimana makanan besok? Aman?"

"uda bang, aku uda bilang biar Rosmauli yang pesan. Kita bayar 135 ribu satu orang ya" jawab Yuni.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun