Mohon tunggu...
Rico Nainggolan
Rico Nainggolan Mohon Tunggu... Wiraswasta - quote

hiduplah layaknya bagaimana manusia hidup

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja yang Tak Tergapai

10 Agustus 2023   21:19 Diperbarui: 10 Agustus 2023   21:44 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"aku naik KBT aja anak muda, tapi mana yang lebih cepat aja nanti"

"ok,kita ambil tas mu dulu, sekalian kita tunggu ditempat abang itu aja, nanti lewat dari situ juga mobilnya"

Merekapun bergegas menuju tempat teman Linggom untuk mengambil tas dan perjalan mereka diguyur gerimis. "Oh, alangkah romantis nya cerita perjalanan ini, pertemuan pertama dan respon yang positif dari dia.apa arti semua ini?" Gumam Linggom sambil tersenyum dibawah rintik-rintik gerimis yang membahasi aspal dan pundak mereka berdua saat itu.

Saat tiba ditempat, Linggom meminta tas Eka yang dititipkan tadi dan sembari bertanya kepada temannya.

Sebenarnya Linggom sudah was-was dan sedikit mulai khawatir soal kepulangan Eka.sejenak  terlintas dalam benak Linggom, seorang wanita yang baru dia kenal dan baru bertemu sekali dengan tanpa sengaja, mau dan berani untuk berkorban seperti ini, karena memang mereka baru kenal dan bukan siapa-siapa.

Sambil melihat-lihat mobil yang lewat barang kali itu adalah mobil yang ditunggu-tunggu, sesekali Linggom memerhatikan wajah Eka yang nampaknya sudah kedinginan karena memang kelihatannya pakain yang digunakan Eka agak tipis walaupun itu kaos panjang tangan. Terlintas dipikiran Linggom seperti rasa bangga atas kehadiran Eka. Dan Linggom berpikir bahwa dia layak untuk diberikan penghargaan soal perasaan bahwa Linggom memang sepertinya mulai menaruh perasaan kepada Eka walaupun itu belum pasti. Linggom takut itu hanya sebuah perasaan kagum semata dan dia tiba-tiba menghilangkan dari pikirannya semua hal tadi soal perasaan kepada Eka.

Ahk, nga rittik on (ini gilak), baru kenal mana mungkin bisa langsung gitu? Nipi nama I (mimpi itu) gumam Linggom.

 "kita ke loket bus nya aja gimana" Tanya Linggom memecah keheningan

"yaudah, gak papa.uda jam 8 lewat ini" jawab Eka sambil menunjukkan jam tangannya.

Mereka pun bergegas menuju loket busnya dengan guyuran gerimis yang semakin deras. Saat tiba di loket tersebut mereka memutuskan untuk naik angkutan apa saja yang penting Eka bisa sampai dikampungya. Sambil merasa bersalah, Linggom bergumam bahwa jika seandainya juga tidak ada kendaraan lagi, mau tidak mau Linggom akan membawa Eka kerumahnya untuk istirahat mala mini. Sebenarnya tidak masalah, tapi baru kali ini Linggom membawa wanita kerumahnya dan yang pasti orang tuanya akan bertanya-tanya, karena memang Linggom tidak pernah membawa teman wanita seorang diri kerumahnya, lain lagi keadaan besok pagi yang harus dihadapi,soalnya Linggom bertetangga dengan warung yang setiap paginya bapak-bapak dan beberapa teman sebayanya sengaja untuk ngopi di tempat itu yang pastinya jika mereka tahu Linggom bawa teman wanita kerumah, mereka akan mengira itu adalah teman istimewa atau pacar Linggom, kerena mereka juga tahu bahwa Linggom tidak pernah membawa dan berkenalan dengan cewe karena bagi mereka Linggom adalah sosok yang sangat malu bertemu,berbicara dan berkenalan dengan wanita.

Dan seketika,mobil yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ahk, seperti baru selesai berak,Linggom akhirnya merasa lega bahwa Eka masih memiliki angkutan untuk pulang. Yang walaupun sebenarnya tidak masalah jika malam itu, Eka harus bermalam dirumahnya. Toh,Linggom sudah dewasa dan orang tuanya juga mengerti akan hal tersebut.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun