"emtah kenapa aku kok bisa rindu samamu ya" kata Linggom
Eka yang secara usia dua tahun dibawah Linggom merespon perkataan tersebut layaknya dua orang dewasa yang telah hampir sepakat untuk mengikatkan suatu hubungan pertemanan dalam ikatan "pacaran" mungkin lebih sederhana.
"yaudah, ngopilah tros" jawab Eka
Rupanya saat itu, Linggom sedang berada di kampung halaman yang tidak terlalu jauh dari pinggiran danau toba. Dan dengan basa-basi Linggom menawarkan untuk ngopi bareng di kampungnya.
"yoklah yokh, tapi aku lagi dikampung ini" balas Linggom.
"aku rencana hari rabu pulang kampung"
"yaudah nona, kalo sempat singgahkanlah. Ntar saya bawa jalan-jalan dehk" jawab Linggom penuh harap Eka singgah di kampungnya. Yang kebetulan Eka akan melewati kampung Linggom sebelum sampai ke kampungnya.
Entah bagaimana mulanya, Linggom memanggil Eka dengan kata "nona" dan Eka memanggil Linggom dengan kata "anak muda" dan sejak nama panggilan itu disematkan mereka kelihatan akrab dan sepertinya sudah lebih dekat dari teman biasanya.
Pertemuan pertama setelah kenalan
Rabu pagi itu, pesan Eka di terima oleh Linggom.
"bang,aku gerak jam 9 pagi dari Medan ya. Nti aku turun dimana?" isi pesan Eka.