Mohon tunggu...
TRIYANTO
TRIYANTO Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa_Universitas Mercubuana

NIM: 55522120004 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercu Buana - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2_Controlled Foreign Corporation, Peluang dan Tantangan di Indonesia_Pendekatan Teori Pierre Bourdieu

16 Juni 2024   22:30 Diperbarui: 16 Juni 2024   22:30 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Seseorang Mendapatkan Habitus?

Apapun bahasa induk kita, kemungkinan besar Kita memahami sebagian besar aturan tata bahasa yang Kita ikuti hanya dengan mendengarkan secara pasif orang-orang di sekitar Kita berbicara.

Habitus bekerja dengan cara yang sama: kita memahami apa yang benar, salah, dan mungkin terjadi di dunia kita melalui osmosis sosial pasif.

Kami memahami apa yang diperbolehkan tanpa ada yang harus memaksa kami untuk mengikuti aturan yang diartikulasikan. Karena kita memperoleh suatu kebiasaan dengan menginternalisasikan apa yang terjadi di sekitar kita, orang-orang dari lingkungan yang berbeda menginternalisasikan kebiasaan yang berbeda pula.

Keterampilan dan wawasan yang datang bersama dengan kebiasaan khusus Kita terkadang sulit untuk dikomunikasikan kepada orang lain karena kita mendapatkannya dengan cara yang pasif.

Misalnya, memahami mengapa mengenakan pakaian tertentu ke sekolah tidak keren hanya akan sulit diungkapkan jika orang lain bertanya kepada kami mengapa kami merasa seperti itu.

Hal ini karena pengetahuan sosiokultural seperti ini adalah sesuatu yang lain dari apa yang umumnya kita peroleh atau praktikkan dengan perhatian sadar. Kami secara pasif merasakan “perasaan terhadap permainan tersebut”, seperti yang digambarkan Bourdieu.

Habitus juga merupakan cara kita memposisikan diri dalam dunia sosial dan mengambil keputusan mengenai kemampuan kita. Sebagai makhluk sosial, kita merasakan bahwa masyarakat mempunyai struktur dan tatanan tertentu.

Kita juga merasakan posisi kita dalam struktur tersebut, dan melalui internalisasi kebiasaan, kita membuat penilaian mengenai pilihan apa yang tersedia bagi kita.

2. Modal

Bourdieu melihat modal sosial sebagai milik individu, bukan milik kolektif, yang terutama berasal dari posisi dan status sosial seseorang. Modal sosial memungkinkan seseorang untuk mengerahkan kekuasaan pada kelompok atau individu yang memobilisasi sumber daya. Bagi Bourdieu, modal sosial tidak tersedia secara seragam bagi anggota suatu kelompok atau kolektif, tetapi tersedia bagi mereka yang melakukan upaya untuk memperolehnya dengan mencapai posisi kekuasaan dan status serta dengan mengembangkan niat baik (Bourdieu, 1986). Bagi Bourdieu, modal sosial tidak dapat direduksi menjadi kelas dan bentuk stratifikasi lain yang pada gilirannya diasosiasikan dengan berbagai bentuk keuntungan atau kemajuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun