Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (115): Perang Dunia Alam Gaib

16 Desember 2024   05:06 Diperbarui: 16 Desember 2024   05:06 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Tri Handoyo

Untuk menemukan alamat dukun sakti itu butuh perjalanan hamper sehari. Cukup sulit, karena rumahnya di pinggir hutan yang terpencil dari perkampungan.

Dukun itu bernama Nyi Lembok. Setelah Kencanawati mengutarakan maksud kedatangannya, dukun perempuan itu lantas minta waktu untuk bermeditasi beberapa saat.

"Saya sebagai dukun, saya siap mati untuk membela kebenaran!" ucap Nyi Lembok sambil menggebrak lantai tanah dengan sapu lidi. "Tapi, kali ini saya minta maaf karena tidak bisa memenuhi permintaan kalian?"

"Kenapa, Nyi? Saya bersedia membayar berapa pun biayanya!"

"Maaf, ini bukan soal biaya!"

"Kalau boleh tahu soal apa?"

"Kanjeng Wotwesi itu bukan orang sembarangan!"

"Iya, saya tahu. Dia orang yang sangat kaya..!"

"Bukan karena itu!" potong Nyi Lembok sambil menggelengkan kepala beberapa kali. "Begini..! Ada tujuh weton orang yang menurut Primbon akan kebal terhadap segala santet. Kanjeng Wotwesi bukan saja termasuk dalam weton yang kebal itu, tapi dia juga memiliki 'Perewangan' ratu jin. Dia sangat terlindungi. Itu yang membuat dia istimewa!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun