"Sampai berapa lama?"
"Tidak lama. Setelah ada tanda bahwa santet itu sudah masuk dan mengenai sasaran, anda boleh meninggalkan tempat ini. Paling lama besok pagi, anda akan melihat hasilnya!"
"Berapa lama munculnya tanda kalau sudah mengenai sasaran?"
"Biasanya tidak sampai fajar menyingsing!"
"Apa kami harus berjaga, tidak boleh tidur?"
"Sebaiknya jangan tidur sampai santet itu benar-benar mengenai sasaran! Karena kalau ia berbalik arah bisa mengenai kita! Tapi kalau kita terjaga, kita bisa menghindar untuk sementara, sampai santet itu di arahkan kembali menyerang sasaran!"
Setelah membaca kerisauan yang tersirat di wajah Kencana, Nyi Lembok mencoba menenangkan. "Jika santet kembali, kami akan memperbarui sesajen. Bisa jadi ada pernik-pernik yang kurang atau terlewatkan. Tapi jangan khawatir, karena anda datang ke guru santet yang paling sakti di seluruh Nusantara! Saya jamin itu!"
Lalu Nyi Lembok bangkit dan menambah kemenyan di atas tungku. "Kita harus menjaga nyala api ritual ini tetap menyala sampai menjelang fajar!" ujarnya. "Jika sasaran sudah kena, biasanya ditandai dengan muncul nyala api yang semakin membesar, lebih besar dibanding sebelumnya!"
Sementara itu Mbah Beluk tampak sedang bermeditasi. Butiran-butiran keringat perlahan-lahan membasahi sekujur tubuhnya.
Sebelumnya Kencana tidak tahu sama sekali tentang dunia ilmu hitam, sehingga mendengar penjelasan tadi membuat ia merasa cukup ngeri. Ia kemudian bertanya, "Apakah ada obat untuk mengobati santet, Nyi?"
"Penangkalnya memang ada, tapi biasanya pengobatan untuk santet selalu terlambat!"