Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (115): Perang Dunia Alam Gaib

16 Desember 2024   05:06 Diperbarui: 16 Desember 2024   05:06 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sampai berapa lama?"

"Tidak lama. Setelah ada tanda bahwa santet itu sudah masuk dan mengenai sasaran, anda boleh meninggalkan tempat ini. Paling lama besok pagi, anda akan melihat hasilnya!"

"Berapa lama munculnya tanda kalau sudah mengenai sasaran?"

"Biasanya tidak sampai fajar menyingsing!"

"Apa kami harus berjaga, tidak boleh tidur?"

"Sebaiknya jangan tidur sampai santet itu benar-benar mengenai sasaran! Karena kalau ia berbalik arah bisa mengenai kita! Tapi kalau kita terjaga, kita bisa menghindar untuk sementara, sampai santet itu di arahkan kembali menyerang sasaran!"

Setelah membaca kerisauan yang tersirat di wajah Kencana, Nyi Lembok mencoba menenangkan. "Jika santet kembali, kami akan memperbarui sesajen. Bisa jadi ada pernik-pernik yang kurang atau terlewatkan. Tapi jangan khawatir, karena anda datang ke guru santet yang paling sakti di seluruh Nusantara! Saya jamin itu!"

Lalu Nyi Lembok bangkit dan menambah kemenyan di atas tungku. "Kita harus menjaga nyala api ritual ini tetap menyala sampai menjelang fajar!" ujarnya. "Jika sasaran sudah kena, biasanya ditandai dengan muncul nyala api yang semakin membesar, lebih besar dibanding sebelumnya!"

Sementara itu Mbah Beluk tampak sedang bermeditasi. Butiran-butiran keringat perlahan-lahan membasahi sekujur tubuhnya.

Sebelumnya Kencana tidak tahu sama sekali tentang dunia ilmu hitam, sehingga mendengar penjelasan tadi membuat ia merasa cukup ngeri. Ia kemudian bertanya, "Apakah ada obat untuk mengobati santet, Nyi?"

"Penangkalnya memang ada, tapi biasanya pengobatan untuk santet selalu terlambat!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun