Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Ikrar Sang Pendekar (115): Perang Dunia Alam Gaib

16 Desember 2024   05:06 Diperbarui: 16 Desember 2024   05:06 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku siap perang dengan kamu, tapi sebelumnya aku ingin tahu, kenapa kamu melindunginya?"

"Mengapa kami melindungi orang ini? Karena ada perjanjian di antara kami," ungkapnya tegas, "Aku dan pasukanku butuh energi besar dan getaran yang baik dari orang ini dan para pengikutnya. Itulah sebabnya kami melindunginya dari segala ancaman!"

Siluman Kukuk Beluk sadar bahwa ia sedang menjalankan tugas yang sangat berbahaya. Ia segera mengirim isyarat kepada tuannya untuk didatangkan bala bantuan.

Ia pernah diterjunkan untuk perang melawan jin bangsa lain, yang didukung jin-jin yang sangat tua dan berilmu tinggi, dan ia sanggup mengalahkan mereka sehingga namanya cukup disegani di kalangan bangsa jin. Ia memang telah dilatih secara khusus untuk menghadapi tugas-tugas yang demikian. Akan tetapi, belum pernah mendapat sasaran yang dilindungi oleh ratu jin. Itu bukan sekedar berbahaya, tapi tepatnya luar biasa berbahaya.

Pada saat terdesak dalam menjalankan tugasnya, ia biasanya akan dibentengi tiga orang dukun sekaligus. Mereka siap mengirim belantara jin yang jumlahnya ratusan ribu.

"Sekarang giliranku bertanya, kenapa kamu memaksakan diri mau membunuh orang ini?" tanya Ratu Siluman Garangan.

"Karena aku tidak pernah gagal menjalankan tugas. Aku tidak akan pulang dengan tangan hampa. Aku baru akan pulang setelah memakan jantung korbanku!"

"Keparat kau!" bentak Ratu Garangan dan kedua tangannya secepat kilat menyodok dahsyat. Bola api keluar dari kedua tangan itu dan menghantam ke arah dada Kukuk Beluk.

Dengan cekatan sekali Kukuk Beluk mengelak sambil balas mengirim pukulan dengan bola api juga, yang juga dapat dielakkan oleh lawannya yang ternyata benar-benar tangguh. Terjadilah perkelahian yang amat sengit, pertarungan dengan bola-bola api sedemikian cepatnya sehingga ketika berbenturan akan mengeluarkan suara ledakan dasyat dan kebakaran di sekitarnya. Dua bayangan sosok siluman itu seperti menjadi satu, hanya tampak gulungan api yang menyala-nyala menakutkan, sukar diikuti lagi dengan pandangan mata bangsa jin sekalipun.

Gulungan api telah membungkus tubuh keduanya dan hanya kadang-kadang bola api terlontar keluar yang mengakibatkan sekitarnya terbakar. Kedua bela pihak pasukan jin yang saling berhadap-hadapan itu menyaksikan pertarungan dengan tegang.

Kanjeng Wotwesi masih duduk dalam meditasinya dengan sikap tenang, bahkan bibirnya tampak tersenyum karena dia yakin bahwa kekasihnya itu, Ratu Siluman Garangan, tidak mungkin kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun