"Tapi semua yang kamu katakan itu tidak ada!" potong Eyang Semi. "Kalau perasaan gelisah itu saya pikir wajar saja! Itu terjadi pada setiap orang!"
"Apa perlu saya lanjutkan?"
"Baiklah!"
"Kemudian, biasanya ia tiba-tiba bisa melihat penampakan-penampakan. Padahal sepanjang hidupnya ia tidak memiliki kemampuan untuk melihat makhluk halus. Akan tetapi, ketika seseorang menjadi sasaran untuk ditumbalkan, maka makhluk halus akan mengejarnya sehingga ia selalu merasa seakan-akan ada yang mengawasi!"
"Hmm..!"
"Kemudian akan sering mencium bau harum yang aneh. Padahal, sumber wewangian tersebut tidak jelas asalnya. Biasanya diiringi dengan mendengar suara aneh, misalnya suara gamelan, padahal tidak ada seorang pun yang sedang memainkan gamelan di sekitarnya, atau suara orang yang memanggil-manggil namanya, padahal tidak ada seorang pun di dekatnya. Ciri yang terakhir adalah mendadak sakit tanpa sebab!"
"Jadi menurutmu aku mau dijadikan tumbal Kanjeng Wotwesi?"
"Apa Mbakyu merasakan tanda-tanda itu?"
"Ada, tapi tidak semuanya! Bisa jadi hanya kebetulan saja!"
Ki Renggo melihat ke luar. Jauh di ujung sana, dibalik gunung yang menjulang ke angkasa dan di dalam rimbunnya hutan belantara, ia rindu untuk segera kembali. "Maaf, kalau saya sudah mengganggu, permisi!"
"Sebentar!