Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (99), Tersungkur Akibat Tinggi Hati

29 Oktober 2024   06:19 Diperbarui: 29 Oktober 2024   06:26 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Tri Handoyo

Dengan tergesa-gesa Gandung menghampiri pimpinannya. 'Apa dia mendengar candaan ku tadi? Tidak mungkin!' batinnya gelisah. Ia kemudian membungkuk memberi hormat dan berdiri tepat di depan Lintang.

"Kamu tahu kesalahanmu?" tanya Lintang.

"Maaf, kesalahan apa, Guru?"

Lintang lalu menjulurkan tangan dan dengan telunjuk jarinya mendorong dada Gandung. Lelaki itu jatuh ke belakang dan tahu-tahu ia merasa berada di dalam sumur yang cukup lebar. Ia berenang dan berusaha merayap keluar, tapi dinding sumur yang penuh lumut itu sangat licin.

"Kamu tahu kesalahanmu?" Lintang berdiri di pinggir sumur.

"Maaf, saya tidak tahu, Guru!"

"Pikirkan!"

"Maaf, Guru, apa kesalahan saya karena menganggap Mahesa telah murtad?"

"Kesalahan yang lainnya?"

Murid-murid padepokan tampak keheranan menyaksikan Gandung yang melakukan gerakan seperti orang berenang, tapi di atas rumput. Mereka tidak mengerti apa yang sebetulnya telah terjadi.

"Maaf, Guru, apa karena saya menjalin hubungan dengan Roro Ajeng!" jawab Gandung dengan wajah sedih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun