Dengan tergesa-gesa Gandung menghampiri pimpinannya. 'Apa dia mendengar candaan ku tadi? Tidak mungkin!' batinnya gelisah. Ia kemudian membungkuk memberi hormat dan berdiri tepat di depan Lintang.
"Kamu tahu kesalahanmu?" tanya Lintang.
"Maaf, kesalahan apa, Guru?"
Lintang lalu menjulurkan tangan dan dengan telunjuk jarinya mendorong dada Gandung. Lelaki itu jatuh ke belakang dan tahu-tahu ia merasa berada di dalam sumur yang cukup lebar. Ia berenang dan berusaha merayap keluar, tapi dinding sumur yang penuh lumut itu sangat licin.
"Kamu tahu kesalahanmu?" Lintang berdiri di pinggir sumur.
"Maaf, saya tidak tahu, Guru!"
"Pikirkan!"
"Maaf, Guru, apa kesalahan saya karena menganggap Mahesa telah murtad?"
"Kesalahan yang lainnya?"
Murid-murid padepokan tampak keheranan menyaksikan Gandung yang melakukan gerakan seperti orang berenang, tapi di atas rumput. Mereka tidak mengerti apa yang sebetulnya telah terjadi.
"Maaf, Guru, apa karena saya menjalin hubungan dengan Roro Ajeng!" jawab Gandung dengan wajah sedih.