"Tidak apa-apa Lintang. Sekali lagi semua amalan itu tergantung niatnya. Aku yang akan membereskan Ki Wiryo dan kelompok Dewan. Ustadz gadungan anak buah Dewan itu juga perlu dibereskan! Nah, tugasmu membersekan 'wong hutan' yang mengaku 'wong langit' itu! Ayo kita sama-sama bergerak!"
Mbah Kucing kemudian mengeluarkan cincin pirus dari sebuah saku bajunya. "Aku dulu pernah memberikan cincin Pirus Kendit Buntel Mayit ini kepada Tulus Si Pendekar Kebo Kicak. Sekarang aku ingin memberikan ini kepadamu Lintang!"
"Bagaimana cincin yang telah lama hilang ini bisa kembali kepada Mbah Kucing?" tanya Cak Japa keheranan.
"Beberapa hari yang lalu ada jin yang datang mengantar cincin ini. Ketika aku tanyakan di mana dia menemukannya, dia mengatakan bahwa dia hanya diutus Sang Ratu Jin, dia tidak tanu-menahu soal cincin itu. Padahal ini sangat penting. Apabila tahu di mana tempat menemukan cincin ini, berarti di situlah tempat Kebo Kicak wafat!" kata Mbah Kucing, "Sayang sekali!"
'Kendit Buntel Mayit' itu adalah nama salah satu ajian yang sangat tersohor ditanah Jawa. Ilmu yang berfungsi sebagai pencapaian dan penyempurnaan tingkat akhir, juga sebagai pembungkus diri serta pembungkus ilmu. Itu yang membuat orang yang menguasai ajian tersebut ilmunya sulit terdeteksi, dan justru tampak seolah-olah kosong melompong. Ini pula yang seringkali membuat orang kerdil tersungkur akibat tinggi hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H