Mohon tunggu...
Audrey Ali
Audrey Ali Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pengajar Bahasa Jerman/Akuntansi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Telaga Tak Bertepi

3 Mei 2012   09:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ini rumpun asoka yang kuambil dari danau itu. Kutanam di bawah jendela kamar. Sudah kusisakan untukmu. Yah, pihak perpustakaan kota hendak membangun kafetaria di situ." Aku menggantungkan keranjang kecil itu di stang motornya.

"Terima kasih, Citra. Lama sekali aku menyadari banyak yang hilang yah? Masih boleh kita berteman kan? Aku ada rencana menulis buku, dan butuh kau menjadi pembaca pertamanya. Mau?"

"Boleh, asalkan selama kita berbincang semua aplikasi di gadget kamu disconnet-kan. Dengan begitu perbincangan kita baru connect. Jadi kamu bisa melihat indahnya pelangi yang terselip di antara awan dan birunya langit."

"Tapi kita tak punya danau lagi tempat nongkrong?"

"Ih, kreatif dikit dong. Kita bisa jadikan keluarga, sahabat, murid-murid kita danau itu sendiri kan? Mengapa tidak meluangkan waktu untuk duduk bersama dan bercengkerama, entahpun cuma bertukar canda di beranda. Itulah 'telaga' tak bertepi kita, tempat jiwa dan raga melepas dahaga."

Ganda mengacungkan kelingking, yang kusambut dengan menautkan kelingkingku juga di sana.

"Ini kado ulang tahun yang berarti banyak buatku." Ganda menepuk-nepuk keranjang rotan berisi rumpun asoka. "Terima kasih, Citra."

Aku melambaikan tangan sampai Ganda membelok di mulut gang. Jangkrik-jangkrik masih terus bernyanyi.

Betapa lega, hari-hari tak akan lagi sunyi. Masih ada telaga tak bertepi, hari-hari tak akan lagi sepi.

(Dimuat di Cerpen Minggu Koran Sinar Indonesia Baru, 15 April 2012).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun