"Uangkan ini sekarang!" perintahnya. "Dan cepat kembali!"
Selama menunggu, keduanya sama-sama membisu. Hermawan diam, asyik dengan asap rokoknya. Sedangkan tuan Santika, kadang-kadang duduk, kadang-kadang berjalan mondar mandir.
"Kalau uang tunai sudah di depan tuan, bagaimana dengan dokumen itu?" tanya tuan Santika. "Tuan benar-benar sanggup menemukannya, tuan Hermawan?"
"Saya tidak akan menerima uang tuan, kalau saya tidak berhasil dengan tugas yang tuan bebankan!" jawab Hermawan acuh tak acuh.
"Tetapi bagaimana cara anda menemukannya?" tanya tuan Santika.
"Maaf, itu rahasia saya!" kata Hermawan.
Tuan Santika mengepalkan tinjunya.
"Anda sama sekali tidak berbuat apa-apa, Cuma bertanya dan bertanya. Dari mana dokumen itu akan muncul?" gerutu tuan Santika lirih, sepertinya cuma ditujukan pada dirinya sndiri tetapi gerutuan pelan itu cukup jelas untuk didengar Hermawan.
"Tuan boleh mengatakan apa saja pada saya, saya tidak peduli. Yang penting, begitu uang tunai di tangan, akan saya tunjukan di mana dokumen penting itu berada!" kata Hermawan.
Suasana kembali hening
***