Mohon tunggu...
Tria Mustika Tresna
Tria Mustika Tresna Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

aku hanya muslimah yang tengah berjuang menjadi hamba Allah yang baik dan benar!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hasbunallah... Hidup dan Cintaku

6 Maret 2013   10:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:14 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Hah? Ijab Qobul?”hatiku semakin bergejolak tidak karuan. Jadi agenda hari ini itu langsung pernikahan bukannya lamaran saja. Aku benar-benar membeku dalam ketidak berdayaan hatiku sendiri. Ingin rasanya aku menjauh dari semua kenyataan ini. Namun sangat tidak dibenarkan melakukan hal seperti itu, apa lagi untuk seorang muslim yang mengaku beriman terhadap takdir Allah.

“Iya, Mas ijab qobul masa lupa! Atau saking tegangnya, ya?”kata Sarah memancing gelak tawa semua yang ada di ruangan itu. Aku semakin tak sanggup untuk berkata apapun.

“Mungkin kamu salah orang de, aku Fatir bukan Faris!”kataku dengan begitu lemas.

“Perhatian semuanya!”tiba-tiba Faris menyedot perhatian kami semua. Memboikot tanda tanyaku yang semakin dalam dengan aksi-aksinya kali ini. Saudara kembarku itu kemudian mendekat kearahku. Menggenggam tanganku erat sebagai seorang saudara kembar. Aku sudah pasrah jika dia hendak memintaku untuk menikahi Zahra. Aku tegarkan hatiku agar tidak merasakan kecewa yang mendalam.

“Tir! Maafkan aku, ayah dan bunda ya juga semua orang yang ada disini!”katanya mengambil ancang-ancang untuk bicara.

“Maksud kamu apa sih, Ris?”kataku semakin bingung.

“Sebenarnya, kepulanganku jauh lebih awal ke Indonesia itu mendapat amanah dari Ayah dan Bunda untuk melamarkan seorang gadis untukmu. Sebelumnya ayah dan bunda sudah melamar gadis itu secara tidak langsung kepada keluarga ini untukmu. Maaf, ini semua tidak dilakukan atas seizinmu. Aku tahu betul kau sangat menyukai Zahra, saudaraku. Dan aku jauh lebih mengatahui hatimu daripada prasangkamu terhadap hatiku. Kau terlalu banyak memikirkan perasaan orang lain daripada perasaanmu sendiri. Maaf sebelumnya, aku telah menguji perasaanmu dengan mengatakan niatku untuk melamar Zahra. Semua itu aku lakukan hanya ingin melihat ekspres dan keikhlasanmu. Dan aku temukan kecemburuanmu dalam keikhlasanmu. Hari ini, adalah hari bahagia untukmu. Semoga Kalian menjadi keluarga sakinah, mawadah, warohmah.”katanya yang serentak di aminkan oleh seisi rumah.

“Hah? Jangan bercanda kamu Ris! terus, kekagetan Zahra waktu melihatmu di perpustakaan masjid Al-Hidayah, apa itu merupakan rencana kalian juga?”kataku dengan nada yang sangat serius. Ada rasa belum percaya dari hati ini.

“Owh, itu! Jadi kamu liat? Heuheu… pada waktu proses lamaran itu, Zahra memang tidak mengetahui percis wajah kita. Karena dia sedang sidang di kampusnya yang tidak bisa membuatnya pulang. Jadi itu bukan termasuk rencana kami. Zahra benar-benar tidak mengetahui wajah kita.”katanya dengan senyuman menggoda.

Semuanya tertawa melihat wajahku yang mulai bersemu merah karena malu. Hasbunallah… cukuplah Allah untuk hidup dan cintaku. Inilah kekuasaan Allah dengan takdirnya. Kala kita bergantung hanya kepadanya, disanalah kasih dan sayang Allah akan serta merta dilipat gandakan. Tanpa batas, tanpa diduga-duga. Aku melihat sekelilingku untuk mensyuki nikmat yang tidak bisa di duga-duga walaupun sosok yang sejak tadi dinanti belum sempat kusaksikan seperti apa kini dalam riasan pengantin.

“Alhamdulillah… makasih ya Allah,  bunda, ayah, Faris! Aku tidak tahu harus bagaiman berterima kasih kepada Allah dan kalian semuanya!”kataku dalam haru. “Tapi semua ini bagaimana bisa cepat disiapkan?”kataku masih agak sedikit bingung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun