BRUKK…
Sebuah tubrukan yang cukup mengagetkan seisi perpustakaan masjid Al-Hidayah terjadi secara tiba-tiba. Tumpukan bukuku dan buku dari seseorang yang tak sengaja kutabrak sepertinya cukup lumayan menimbulkan bunyi keras ketika terjatuh ke lantai diantara suasana senyap.
“Astagfirullah, maaf ya!”kata seorang gadis berjilbab lebar berwarna biru itu cukup membuatku tergagu.
Matanya begitu elok, seolah mengingatkanku pada seseorang yang hingga saat ini belum aku temukan batang hidungnya. Dengan segara aku beristighfar dan menundukan pandanganku.
“Ti..tidak apa-apa! Maaf juga ya!”kataku sedikit terbata-bata.
Sungguh aku kaget ketika hendak membereskan buku-buku yang ingin aku baca. Buku-buku yang kuambil dan diambilnya benar-benar sama percis dan berjumlah sama. Aku yakin ini bukanlah sebuah kebetulan, karena di muka bumi ini tidak ada suatu kebetulan. Daun yang jatuhpun telah Allah tentukan. Apalagi hal seperti ini. Keringat dingin mulai menyergap diriku, ketakukanku adalah kelanjutan pembicaraan dengan lawan jenis, apalagi tidak aku kenal seperti sosok yang ada di depanku ini. Aku tidak seperti Faris yang mungkin akan gampang sekali akrab dengan para wanita. Aku berusaha membatasi diriku agar hatiku tidak semakin tertoreh noda dengan mengotori hati orang lain dalam setiap prasangka hati. Masalah hati siapa yang tahu, takut-takut aku malah menjadi biang pemberi harapan pengotor hati, astagfirullah.
“Subhanallah… sungguh kebetulan sekali ya judul-judul buku yang kita ambil sama percis. Semoga Allah mudahkan antum memahaminya ketika membacanya.”kata gadis itu berlalu meninggalkanku.
“Sukron!”kataku lirih, benar saja prasangkaku tadi bahwa, akan ada kelanjutan dari percakapan kami. Aku mencoba menjawab sesingkat mungkin untuk membatasi obrolan yang tidak perlu dan keterpesonaan yang semakin berlanjut.
Aku duduk beberapa meter dari wanita itu. Sungguh aku tidak bisa berkonsentrasi untuk membaca kali ini. Bayangan gadis itu seperti sinar radiasi yang menumbus hingga lubuk hati. Sosok asing yang terkesan tidak asing. Itulah rasa yang kini mengusik hatiku.
“Zahra! Ada yang mencarimu!”ada sebuah panggilan lirih dari seorang wanita yang mengarah kepada gadis yang tadi bertubrukan denganku.
Aku benar-benar terhenyak mendengar nama itu. “Zahra? Benarkah dia Zahra?”dalam hati aku semakin penasaran akan sosoknya.