"Bisa dibilang seperti itu Cha, aku pemilik toko ini"
"Jadi termasuk sama butik Dika yang terkenal itu, mas?"
'Iya Cha, termasuk itu juga"
Spontan ia memelukku dengan kegirangan begitu erat, dan secepat mungkin ku lepaskan tak ingin semua pegawaiku menyaksikan adegan tidak mengenakkan itu lalu ku ajak Ocha ke ruangan meeting. Dia banyak bercerita tentang apa yang telah dia lewati selama hampir dua tahun tanpa ku, ia juga meminta maaf saat meninggalkanku dengan alasan yang tak jelas. Aku hanya jadi pendengar yang baik dan berusaha untuk menahan rinduku dengannya, tak bisa ku pungkirin kalau cinta buatnya belum mampu ku padamkan meski ada Eka dalam hidupku saat ini. Aku mencintai Ocha dan aku sayang Eka.
Ocha datang saat aku memiliki Eka sungguh situasi ini sangat membingungkan hidupku, Ocha ingin mengulang apa yang telah terjadi dengan kami selama empat tahun yang lalu, penawaran yang sangat menyesakkan dada dan sulit untuk ku tolak karena aku mencintainya. Yah, ku ulang sekali lagi apa yang telah putus antara aku dan Ocha dan tanpa sadar ku tikam Eka dari belakang. Saat bersama Ocha, ku simpan semua jalur akses untuk Eka dan ku nikmati saat-saat bersama Ocha.
Kini tepat satu bulan setelah Eka pergi aku berharap agar ia tetap ingin berlama-lama bersama ibunya di Canada namun ia memintaku menjemputnya di bandara malam ini, segera ku tolak permintaannya dengan alasan kalau saat ini, aku ada meeting dengan clain dan ku tahu Eka sangat percaya tiap kata yang keluar dari mulutku. Aku menemui Ocha di depan monas dan ia mengajakku naik ke atas monas, ku ikuti semua permintaannya sekali lagi karena Ocha selalu membuatku tak berdaya saat dihadapannya.
"Mas, apa permintaan dua tahun lalu mas sama aku itu masih berlaku?"
"Permintaan yang mana?"
"Permintaan buat menjadi istri mas Dirhan dan menjadi ibu dari anak-anak mas Dirhan kelak"
Aku peluk tubuh Ocha dengan erat sangat erat, permintaannya itu membuatku sangat bahagia, permintaan yang dari dulu ku harapkan.
"Iya sayang, masih berlaku dan selamanya akan berlaku"