Mohon tunggu...
Dewy Trinra
Dewy Trinra Mohon Tunggu... -

Belum bisa mengdeskripsikan diriku sendiri tp yg aq tahu aku bahagia dengan kehidupanku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Darahku dan Cintamu

11 November 2012   05:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat usaha yang kami bangun berada pada puncak, aku sering mendapati Eka pingsan mendadak. Saat ia sadar, ku ajak dia ke dokter namun ia memeluk ku begitu erat dan menangis seperti anak kecil yang begitu takut bertemu dengan dokter. Aku ikuti semua keinginannya dan melarangnya untuk terlalu aktif di butik, lalu tiba-tiba ia meminta izin ingin ke Canada selama sebulan menemui ayah ibunya karena rindu, padahal ku tahu ayah ibunya hampir tiap bulan datang mengunjunginya. Namun ku tepis rasa curiga itu karena aku sangat mengenal pribadinya. Tak pernah ku temuka kebohongan dalam hubungan yang ia ciptakan untuk cinta kami.

Berat sekali rasanya harus berpisah jauh dengannya dengan waktu yang cukup lama buatku. Dia memelukku sangat erat dan menangis seakan ia begitu takut kehilanganku, ku kuatkan dirinya kalau aku akan menunggunya pulang membawa segudang cerita bahagia dan setumpuk rindu terus ku bisik dengan lembut ditelingannya kalau aku sangat takut kehilangannya.

***

Baru dua hari yang lalu ku antar dia ke bandara namun hatiku sangat merindukan gadis imut yang membuatku semangat, ku pandangi fotonya yang terpajang begitu cantik di atas meja kerjaku. Terdengar suara ketukan dari balik pintu ruang kerjaku dan seorang pelayan toko sepatu menyampaikan diluar sana ada pelanggan kami yang complain. Aku temui pelanggan kami untuk mengajaknya berbicara keluhannya berbelanja di toko kami.

"Maaf bu, ada yang bisa saya bantu?" ku sapa wanita bertubuh tinggi langsing dan seksi yang berdiri membelakangi dengan amarahnya yang meledak dengan seorang pegawaiku.

"Mas Dirhan!"

Wajah itu sangat kuat dalam ingatanku, wajah yang dulu tak mampu membuat otakku berfikir dengan jernih, wajah yang seakan mematahkan persendiaku hingga rasanya aku sangat sulit untuk berjalan melawan geseran waktu. Yah, wajah itu adalah kenanganku hampir dua tahun yang lalu, dia Ocha. Entah aku harus kegirangan atau benci melihatnya namun tak bisa ku pungkiri kalau benci itu tak pernah datang dalam hatiku untuknya, wajah itu selalu membuatku luluh dan tak berdaya dihadapannya.

"Bagaimana kabarmu?"

"Baik mas, aku sudah jadi model. Sekarang aku juga kuliah di fakultas kedokteran UI" jawabnya dengan kegirangan memamerkan profesi yang sangat ia banggakan.

"Ooh, selamat ya kalau begitu"

"Mas Dirhan Manager toko ini?" selidiknya bagai detektif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun