Mohon tunggu...
Dewy Trinra
Dewy Trinra Mohon Tunggu... -

Belum bisa mengdeskripsikan diriku sendiri tp yg aq tahu aku bahagia dengan kehidupanku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Darahku dan Cintamu

11 November 2012   05:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:38 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia duduk disampingku dan ku lihat ia memegang kotak merah kecil yang ku tahu itu adalah cincin kenanganku. Tiba-tiba Eka menyandarkan kepalanya pada pundakku membuat darahku seperti mengalir begitu deras, jantungku tak tahu berdetak begitu cepat, dia membuatku panas dingin.

"Apa setelah ini kakak akan pergi meninggalkan aku?" pertanyaan sederhana namun rasanya sangat sulit untuk ku jawab.

"Maksud Eka apa? "

"Aku ingin kakak Dirhan tetap disini,di samping Eka, seperti ini. Aku sayang sama kakak Dirhan, perasaan yang aku juga tidak tahu kenapa tiba-tiba muncul"

Dia membuatku seperti menemukan cinta baru, cinta yang muncul dengan sendirinya tanpa pernah kami sadari, ia datang saat aku terluka, memeluk luka itu dengan kapas cintanya dan perlahan luka itu kering tanpa meninggalkan bekas.

"aku juga sayang sama Eka, kakak akan selalu ada buat kamu"

***

Dengannya ku lewati hari yang menyenangkan, bersamanya waktu begitu cepat berlalu melarutkan kami dalam cumbuan panah asmara yang membuat hati kami percaya kalau dunia begitu indah dengan cinta. Dengan berjalannya waktu ku kenal dengan baik sifat Eka yang mulanya aneh namun sebenarnya dia gadis yang cerdas, kuat dan berani mengambil tantangan hidup, ia mengajarku jangan pernah puas dengan hasil yang kita peroleh, jangan berhenti pada zona nyaman, berjalan menapakai hidup selangkah demi selangkah namun walau lambat namun pasti mengantar pada zona yang ia beri nama Sukses. Kerja keras, energi dan pandai melihat peluang bisnis itu menurun pada Eka dari ayahnya yang terbukti telah menjadi pengusaha sukses. Eka memintaku melakukan pinjaman uang ke Bank dengan jaminan SK PNS yang ku miliki untuk membuka usaha kecil, awalnya aku sangat ragu karena dalam diriku tak memiliki jiwa seorang pembisnis namun sekali lagi ia mematahkan argumenku "Bukan tak memiliki namun tak ingin memiliki, katakan BISA untuk semua yang kau harapkan dalam doa dan usaha, sesulit apapun itu maka TUHAN akan membantumu memuluskan harapan mu dan kau akan memiliki apa yang kau bilang tak ada dalam jiwamu" dia selalu membuatku kagum akan cara berfikirnya yang fantastic.

Aku membuka butik dengan menyewa ruko yang kami dekorasi menjadi butik yang sederhana namun tetap cantik, butik yang ku beri nama Dika. Dika adalah penggalan namaku dan nama Eka. Aku lihat Eka sangat bersemngat, dia yang memilih semua pakaian yang ku jual, dia juga yang mencari clain dan suplayer buat butik ku, terkadang kami harus ke luar kota untuk berburu fashion terbaru, saat ku tanya apa kau lelah maka ia hanya tersenyum dan menjawab kalau ada kakak disampingku lelah itu hilang. Pelan-pelan butik ku berkembang ditangannya, aku mulai menggambil lima orang pegawai untuk membantu kami karena orderanpun datang tidak hanya dari Jakarta namun dari luar Jakarta. Seperti kata Eka perlahan namun pasti butikku semakin mengalami kemajuan dan kali ini Eka menyarankan membuka toko sepatu yang kami desain dan produksi sendiri. Idenya seperti berlian yang berkilau, bersamanya ku mulai bisnis ini dari 0 sampai butik ku membuka cabang di luar Jakarta dan memiliki beberapa clain PH (production house) dan membuka toko sepatu dengan brand DIKA, Eka lah pintuku menuju SUKSES.

Setahun telah berlalu begitu cepat terasa waktu bergulir berganti, pundi-pundi rupiah mulai menggendutkan tabunganku. Tiap kali uang yang mengalir ke dalam tabunganku ingin ku bagi bersamanya namun ia tak pernah ingin menerima hasil dari kesuksesan kami mengelolah usaha ini, ku tahu ayahnya sanggup memberinya lebih dari apa yang ku berikan namun aku ingin dia ikut menikmati apa yang aku nikmati.

"Terima kasih kakak ku sayang, uang itu simpan saja buat anak-anak kita nanti itupun kalau kakak Dirhan ingin menjadikan Eka pendampingnya " Hanya kata-kata itu yang ia ucapakan dan aku belum mempunyai keberanian untuk melamarnya, keberaniaan yang sama saat aku melamar Ocha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun