" Hallo, Assalamu Alaikum!" suara itu menyapaku
"Walaikum salam, maaf benar ini dengan mbak Eka?" tanyaku dengan sedikit gugup
"Oh iya benar ini siapa yah, mas?"
Aku mencoba untuk menceritakan semua yang terjadi pada diriku dan cincin kenangan itu, berharap dia sedikit ibah dan mau menjual kembali cincin harapanku bersama Ocha. Aku tak tahu apa yang ada dalam fikiran Eka, ia hanya memintaku untuk datang pada perumahan Elite di kawasan Jakarta Selatan. Lalu ku pacu secepat mungkin motorku bagaikan seorang pembalap F1 yang berlaga di sirkuit. Tepat sejam aku sampai depan rumah Eka, rumah yang sangat mewah menurutku dan aku disambut dengan satpam rumah yang berwajah garang namun sangat bersahabat, mengantarku masuk menemui tuan rumahnya. Aku menunggu Eka diruang tamu yang megah, ku lihat foto keluarga yang terpajang dengan ukuran besar di dinding, terlihat seorang pria setengah baya mengenakan setelan jas begitu berwibawa sangat terlihat kalau dia seorang pemimpin dan tepat berdiri disampingnya wanita cantik mengenakan kebaya berwarna senada dengan gadis imut yang duduk sendiri pada foto mereka. aku pastikan itulah Eka gadis yang membawaku sampai dirumah ini.
" Kakak Dirhan ya? " suara lembut itu mengalihkan penglihatanku pada foto keluarganya.
" Iya" jawabku simpel dan membalas senyuman manisnya.
Aku tak berani menatap matanya yang cantik, jantungku berirama seperti gendang dangdutan. Lalu ku lihat dijari manisnya, ia memakai cincin kenanganku, cincin yang seharusnya melingkar pada jari manis ocha buka jari manis Eka. Ingin rasanya segera ku lepaskan dari jari manisnya.
"Kakak Dirhan menginginkan cincin ini kembali?" ia sambil memamerkan cincinku di jari manisnya.
" Iya, Kha. Aku kesini memang untuk cincin itu. Aku akan beli berapapun yang kamu minta, tapi kalu boleh jangan terlalu mahal ya"
"Aku tidak butuh uang kakak, aku cuma butuh waktu kakak dua minggu menemaniku kemanapun yang aku mau, setelah itu kakak Dirhan boleh mengambil kembali cincin kakak. Bagaimana?"
"Tapi aku kerja, aku punya tanggung jawab dengan pekerjaanku" pintaku sedikit menolak permintaanya yang aneh