Mohon tunggu...
Tony
Tony Mohon Tunggu... Administrasi - Asal dari desa Wangon

Seneng dengerin musik seperti Slip Away dari Shakatak.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Parantapa Murka (Bagian 2)

26 Agustus 2021   14:40 Diperbarui: 26 Agustus 2021   14:49 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tunggu disini saja," kata Hartono sambil menyerahkan beberapa lembar kertas ke Karta, "Cara merekrut mereka terserah Anda saja, aku takut shock seperti kemarin. Meski benar efektif tapi sangat biadab."

"Kita sudah sepakat malam ini bahwa bukan kuantitas yang sedang kita cari," jawab Karta sambil tersenyum lalu berjalan meninggalkan Hartono.

Interior rumah itu benar-benar berkelas, mirip sebuah kastil lengkap dengan tungku perapiannya. Perabotan dapur, perlengkapan ruang tamu dan karpet semuanya barang-barang pilihan. Terutama meja makan yang ukurannya sangat besar dimana duapuluh orang bisa bersantap bersama

Karta memperhatikan ruangan rumah itu hanya selintas saja. Matanya terfokus pada duapuluh orang pria yang semuanya berjaket dengan model dan warna merah yang sama yang duduk di meja makan.

Lima orang yang berseragam tentara dan bersenjata laras panjang berdiri di sekitar meja makan. Seperti dalam formasi militer, salah satu dari mereka yang bernama Harto memberi perintah pada semua yang berjaket merah agar berdiri memberi hormat kepada Karta.

"Tidak perlu, Harto," Karta memberi isyarat, "Duduk saja kembali."

Karta kembali melihat lembaran print-out foto yang ada di tangannya sambil mencocokan setiap wajah yang berjaket merah. Semuanya sudah sesuai.

"Terima kasih kalian sudah tertarik untuk bergabung dengan kami," Karta memulai pidatonya, "Kami sudah menjamu kalian dengan pesta yang gila dua hari dua malam di tempat ini. Makanan, minuman, perempuan, semuanya kami sediakan dengan berlebih. Kami menghargai betul orang-orang dengan jiwa patriot seperti kalian. Tidak seperti negara yang kacau ini, malah mencap kalian sebagai desertir. Siapa diantara kalian yang terlibat kasus Poso?"

Enam orang yang berjaket merah mengangkat tangannya dengan serempak.

"Enam orang," lanjut Karta, "Kalian benar-benar yang kami butuhkan. Bertindak sesuai nurani, untuk apa dilanjutkan kalau sudah tidak ada kecocokan? Lebih baik kabur dari tugas. Seragam tidak ada artinya lagi sekarang. Kami butuh yang terbaik, petarung sejati, punya nyali dan yang tidak memiliki hati. Yang terbaik akan ikut dengan kami, orang-orang yang benar-benar menikmati pekerjaannya selain demi uang, sementara untuk kalian yang lemah akan tinggal di sini. Kalian masing-masing akan mendapat selembar kertas dari saya, jangan sentuh kertas itu sebelum ada perintah selanjutnya."

Harto beserta empat orang temannya meletakan kertas polos di atas meja di depan masing-masing desertir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun