Mohon tunggu...
Tony
Tony Mohon Tunggu... Administrasi - Asal dari desa Wangon

Seneng dengerin musik seperti Slip Away dari Shakatak.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Parantapa Murka (Bagian 2)

26 Agustus 2021   14:40 Diperbarui: 26 Agustus 2021   14:49 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rina kebetulan berpapasan dengan sekelompok orang yang sedang jogging dan salah satu dari mereka memberitahu kepada Rina sambil menunjuk ke arah pulau Nusa Kambangan.

Rina memicingkan matanya memandang air laut yang naik turun disekitar pulau itu. Telepon genggamnya lalu terdengar berdering.

"Apakah kamu sudah menemukan si Ramos?" suara Untung terdengar lewat handphone.

"Fakta bahwa laut di sekitar Nusa Kambangan sangat berbahaya," jawab Rina, "Jarang ada orang yang selamat berenang mendekati pulau itu. Airnya sangat dingin dan sangat dalam serta kadang muncul beberapa binatang buaya."

"Lantas?"

"Si sinting itu sedang berolah raga pagi."

"Maksud kamu?" tanya Untung.

Dengan mendesah kesal Rina menjawab, "Ramos sedang berenang menuju pulau itu."

***

Ada beberapa binatang yang sudah mencari makan di saat pagi, salah satunya seperti hewan yang mirip iguana tapi berbulu lebat. Setelah mendapat calon mangsanya, iguana diam menunggu saat yang tepat. Bulunya yang berwarna coklat muda menjadi andalannya untuk berkamuflase di sekitar tundra yang tandus. Calon mangsanya akan mengira bahwa bulunya adalah rumput kering yang sudah terlepas dari akarnya. Tapi tidak untuk calon mangsanya yang satu ini, seekor binatang mirip kepik tapi mempunyai ekor seperti cicak. Hewan yang mirip iguana itu tidak mengalami kesulitan sama sekali saat lidahnya menjulur menangkap si kepik yang lamban. Tidak sampai dua detik, si kepik sudah berada di dalam perut iguana. Tidak sampai dua detik juga setelah berada di dalam perut, iguana itu mati. Ekor kepik yang terlihat lemah itu ternyata mampu kejang sekeras tulang dan memutar seperti kipas angin mengobrak-abrik isi kepala iguana dengan cepat. Kepik dengan leluasa keluar lewat lubang mata iguana yang sudah tersayat lebar, mengepakan sayapnya lalu terbang tinggi mencari aroma bau busuk dari kepulan asap berwarna hitam yang berasal dari dalam Hutan Serigala.

Anak dan suaminya diletakan di atas batu yang dikelilingi batu-batu besar lainnya mirip seperti Stonehenge. Wanita itu menunggu sampai apinya benar-benar padam membakar jasad anak dan kepala suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun