"Aku setuju dengan kamu, Ramos. Aku akan cerita tentang dia suatu saat nanti. Sekarang kamu usahakan cari pelakunya."
Dari jauh Rina memberi isyarat kepada Ramos.
"Si polisi cantik itu rupanya sudah selesai dengan tugasnya. Foto-foto dan suara rekaman Wahono sudah di kirim ke komputer Anda." Ramos memberi tahu kepada Untung.
"Baik nanti aku akan cek," jawab Untung, "Sekarang cari penginapan dan kalian istirahat saja dahulu. Sampaikan salam terima kasihku kepada teman-teman di Cilacap."
"Oke siap."
"Ada satu hal lagi, Ramos," Untung mengakhiri pembicaraan, "Suatu saat kamu akan tahu, kenapa sopir kamu yang cantik itu selalu mengenakan baju training."
***
Gelap dan berkabut. Dua mobil van berwarna hitam menanjak tanpa kendala menuju sebuah rumah yang berada di atas bukit di daerah kawasan wisata Puncak, Cipanas. Rumah besar yang keseluruhannya terbuat dari kayu itu mempunyai taman yang luas dan indah. Berdiri dengan terang oleh lampu-lampu yang ada disana-sini. Rumah itu terkesan ingin menyendiri, sebab tetangga terdekat jaraknya lebih dari tiga kilometer.
Mobil yang pertama berhenti di depan pintu masuk rumah, sementara van yang satunya berhenti sekitar seratus meter dari situ.
Empat orang pria bertubuh tegap berseragam tentara lengkap dengan senjata laras panjang keluar dari mobil yang pertama. Dua orang dari mereka langsung masuk ke dalam rumah, sementara dua yang lain sibuk menurunkan enam tong besar yang kemudian diletakan dekat pintu masuk rumah.
Karta keluar dari mobil dengan ditemani seorang pengawal yang juga bersenjata. Kaca jendela belakang mobil terbuka, Hartono tampak di dalam mobil sedang menghisap rokok.