Mohon tunggu...
TONNY E. NUBATONIS
TONNY E. NUBATONIS Mohon Tunggu... Lainnya - - Visi Raja, Hati Hamba, Mental prajurit -

_MENULIS UNTUK BELAJAR DAN BERBAGI_ *Tertarik dengan Keuangan Perkoperasian, Literasi Keuangan, Bisnis, Investasi dan Financial Freedom*.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Anggota Koperasi, Kredit Lalai dan Doom Spending: Tips Terhindar Doom Spending demi Mencegah Kredit Lalai

1 November 2024   23:46 Diperbarui: 2 November 2024   06:08 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: Metro Kaltara

Hanya demi mendapatkan validasi sosial berupa pujian/pengakuan dari orang lain (dari media sosial dan dari tetangga), seseorang tidak lagi berpikir dengan bijak, cenderung impulsif konsumtif dengan menggunakan uang yang ada, khususnya uang pinjaman.

Jika ini telah terjadi maka tindakan memenuhi kesenangan sementara mungkin akan tercapai, tetapi perlahan mulai akan timbul masalah keuangan berkelanjutan di masa yang akan datang.

Dampak Pembayaran Pinjaman Lalai dan Pinjaman Lancar Bagi Anggota Koperasi.

Pengelolaan uang pinjaman dengan baik sudah tentu menciptakan prestasi pembayaran yang baik/lancar, begitupun sebaliknya.  Dari sisi keanggotaan koperasi, terdapat sejumlah dampak  bagi anggota jika mengalami masalah kelalaian pembayaran pinjaman dan pembayaran yang lancar.

Berkaca dari kedua kisah diawal, bisa dilihat dua perbedaan dalam mengelola keuangan dan memiliki dampak masing-masing.

Jika kita berada di posisi om Dani dan sang istri yang kurang bijak mengelola keuangan akibat Doom spending, maka dampaknya:

1). Nama baik tercoreng. Pinjaman yang lalai membuat petugas akan sering berkunjung untuk melakukan penagihan. Hal ini akan menciptakan stigma yang buruk dari orang lain (khususnya tetangga) terhadap sang anggota itu sendiri. 

2). Semakin menambah beban pembayaran denda pinjaman jika pinjamannya macet/bolong pembayaran di bulan berjalan.

3). Semakin menumpuk beban pembayaran karena akumulasi tunggakan bunga yang semakin tinggi, apalagi pinjaman telah jatuh tempo.

Bila pembayaran bunga pun kurang atau macet bayar, tentu akan membuat pinjaman sulit terlunasi sehingga semakin menambah beban tunggakan bunga. Jika setiap bulan sang anggota hanya membayar bunga pinjamannya saja maka hal ini tentu lebih menguntungkan pihak koperasi, dan beban pembayaran bunga akan terus menjadi tanggung jawab anggota secara berkepanjangan. Jika pokok pinjaman tidak dibayar maka beban pokok hutang akan tetap ada.

4. Kehilangan kepercayaan dari pihak lembaga koperasi karena menciptakan track record pembayaran pinjaman yang kurang baik. Akibatnya, besar kemungkinan pengajuan pinjaman berikut tidak disetujui sesuai permohonan, bahkan dibatalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun